Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Membiarkan Anak Bermain Gadget sebagai Alat Tawar Menawar, Hadiah atau Hukuman?

27 Juli 2023   15:31 Diperbarui: 30 Juli 2023   16:25 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayah-bunda pasti sering merasa dilema dengan menggunakan waktu layar kepada ananda di rumah sebagai alat tawar-menawar (baik itu memberikannya sebagai hadiah untuk perilaku yang baik atau menghilangkannya sebagai hukuman). 

Perasaan dilema adalah bahwa karena ayah-bunda sebenarnya memberi waktu layar lebih banyak sebagai kekuatan karena ayah-bunda ingin terbebas dari kerewelan ananda karena sesuatu. 

Tentu saja karena sesuatu yang telah dimulai dikenalkan kepada ananda menjadi bumerang saat waktu yang kurang tepat. Betul ya ayah-bunda?

Memberikan kesempatan bermain gadget kepada ananda membuatnya lebih diinginkan (ini bisa diibaratkan seperti menggantung 'wortel' di depan ananda). Sangat menjanjikan sekali sebuah kebahagiaan bagi mereka saat memiliki kesempatan ini. 

Menjadikannya hadiah yang bisa diambil kapan saja. Namun Ayah-bunda tentu juga harus dapat dan harus bisa menetapkan batasan pada layar atau penggunaan bermain gadget (hand phone/ tablet). Tetapi batasan dan tawar-menawar tidaklah sama. 

Respon tawar menawar memiliki perbedaan. Ini perbedaan ketika ayah-bunda mengatakan kepada ananda antara kalimat "kalau kamu tidak menyelesaikan pekerjaan rumah (PR), maka tidak ada kesempatan bermain HP/ waktu layar". 

Dan... "ya, kamu bisa  memiliki waktu layar dan bermain HP/ gadget hari ini dan itu akan menjadi waktu kamu jika menyelesaikan pekerjaan rumah (PR) ".

Perlu diketahui, bermain HP bagi ananda/ waktu layar memang tidak dapat dihindari, karena memang dan tentu saja tidak semuanya buruk. 

Apalagi jika ayah-bunda telah memperkenalkan kepada ananda sejak dini ya. Namun hal yang perlu ayah-bunda ingat adalah bahwa penggunaan mereka sebagai alat: untuk belajar, bersenang-senang, santai, waktu senggang, atau justru waktu keluarga. 

Namun ketahuilah bahwa membiarkan ananda bermain HP sebagai alat tidak sama dengan menggunakannya sebagai alat tawar-menawar utama loh ayah-bunda. Mengapa? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun