Anak-anak kita sering menguji kita dengan mengatakan sesuatu yang negatif entah itu sesuatu yang jorok, ataupun kata asing lainnya yang baru didengar untuk melihat apakah kita akan berempati dengan apa yang diucapkan oleh mereka. Tentu saja sebagai orang tua kita harus lebih berhati-hati dalam meresponsnya. Apakah kita harus terkejut dengan ekspresi yang luar biasa ataukah meresponsnya dengan wajah datar saja dan mengabaikannya?
Anak-anak pada dasarnya sedang menyerap seluruh perbendaharaan kata baru yang diperolehnya ketika berinteraksi dengan lingkungannya. Tentu saja hal ini kelak akan bermanfaat untuk perkembangan social skills / kemampuan sosialnya.Â
Dan tentu saja mereka harus memiliki banyak ilmu dalam berkomunikasi untuk perkembangan verbalnya. Namun jika kita menanggapi 'tawaran' mereka dengan pengertian, meskipun mereka mengungkapkan hal-hal negatif, mereka akan percaya bahwa kita dapat menangani perasaan otentik mereka, dan mereka akan lebih terbuka.Â
Sebaliknya jika kita mengabaikan, menyangkal perasaan mereka, mengoreksi atau menghakimi mereka, bahkan merespons secara berlebihan dengan terkejut, marah dan lain sebagainya, maka mereka akan menutup diri.Â
Bukan tidak mungkin mereka akan terus mengeksplorasi diri untuk mencari tahu sendiri yang bisa saja akan dipergunakannya dengan salah akibat respons kita sebagai orang tua yang tidak terbuka. Jika interaksi ini sering diulang, anak akan terbiasa menyimpan perasaannya di dalam.Â
Bukan saja mereka tidak menjangkau kita, tetapi mereka lebih sering menolak 'tawaran' kita untuk berhubungan dengan mereka. Dan jika mereka menjauh dari kita, maka ini adalah sebuah permasalahan besar bak gunung es yang akan kita hadapi di kemudian hari.
Kemampuan kita untuk menerima emosi anak-anak kita meskipun itu 'negatif' adalah dasar dari perasaan anak-anak kita terlihat dan aman bersama kita. Keintiman dapat diibaratkan sebagai sebuah tarian ketika semua itu tergantung pada bagaimana kita menarikannya atau justru malah terkikis oleh setiap interaksi yang kita lakukan.Â
Lalu apa berita baiknya? Artinya, setiap interaksi yang ayah-bunda sebagai orang tua lakukan adalah kesempatan untuk beralih ke jalur yang positif dan memperdalam hubungan ayah-bunda selaku orang tua dengan orang-orang yang ayah-bunda cintai.Â
Hanya dengan memperhatikan ketertarikan ayah-bunda selama seminggu misalnya bagaimana ayah-bunda menanggapi ketika ananda menjangkau ayah-bunda dapat mengubah seluruh nada dalam keluarga ayah-bunda ke arah yang positif dan harmonis yang penuh dengan tawaran yang berarti dan tanggapan yang penuh perhatian.
Berikut adalah 5 Langkah yang ayah-bunda bisa lakukan untuk menjalin ikatan dengan ananda.
PERTAMA: Bila memungkinkan, tanggapi tawaran ananda kepada ayah-bunda. Ketika ananda bercerita sesuatu yang sedikit mengejutkan, menggunakan kata-kata yang belum pernah didengar dan kurang sopan, atau membuat sesuatu yang kurang berkenan, tanggapilah  dengan positif. Tidak perlu bereaksi dengan berlebihan dan menunjukkan tidak sukaan karena itu akan mengarah kepada jarak antara ayah bunda dengan ananda.
KEDUA : Berlatih menanggapi dengan empati, apa pun komentarnya. Tunjukkan ekspresi ketertarikan dan bahwa setiap butir kata dari ananda adalah berharga sehingga patut diapresiasi. Hal ini akan menumbuhkan keberanian pada diri ananda untuk memulai komunikasi dengan lebih baik lagi ke depannya.Â
KETIGA : Jika ayah-bunda tidak mendapatkan respons yang ayah-bunda inginkan saat menanggapi, mundurlah dan perhatikan bagaimana ayah-bunda memulai. Selalu terhubung sebelum ayah-bunda mengoreksi atau meminta. Komunikasi yang intens dan terus menerus akan memberi kenyamanan kepada ananda untuk selalu membuka dialog yang baik dan lebih terarah.
KEEMPAT: Jika ayah-bunda membuat pembukaan dan disambut dengan sesuatu yang menyakitkan-penghinaan, atau kekosongan- cobalah untuk tidak menanggapinya dengan kemarahan. Sebaliknya, ungkapkan dan akui bahwa itu menyakiti agar tumbuh rasa empati.
KELIMA : Luangkan waktu dalam rutinitas harian ayah-bunda untuk melakukan  interaksi dengan akrab dan intim sehingga ananda terbiasa mengungkapkan segala hal yang ingin disampaikannya.Â
Â
SEMOGA BERMANFAAT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H