PERTAMA: Bila memungkinkan, tanggapi tawaran ananda kepada ayah-bunda. Ketika ananda bercerita sesuatu yang sedikit mengejutkan, menggunakan kata-kata yang belum pernah didengar dan kurang sopan, atau membuat sesuatu yang kurang berkenan, tanggapilah  dengan positif. Tidak perlu bereaksi dengan berlebihan dan menunjukkan tidak sukaan karena itu akan mengarah kepada jarak antara ayah bunda dengan ananda.
KEDUA : Berlatih menanggapi dengan empati, apa pun komentarnya. Tunjukkan ekspresi ketertarikan dan bahwa setiap butir kata dari ananda adalah berharga sehingga patut diapresiasi. Hal ini akan menumbuhkan keberanian pada diri ananda untuk memulai komunikasi dengan lebih baik lagi ke depannya.Â
KETIGA : Jika ayah-bunda tidak mendapatkan respons yang ayah-bunda inginkan saat menanggapi, mundurlah dan perhatikan bagaimana ayah-bunda memulai. Selalu terhubung sebelum ayah-bunda mengoreksi atau meminta. Komunikasi yang intens dan terus menerus akan memberi kenyamanan kepada ananda untuk selalu membuka dialog yang baik dan lebih terarah.
KEEMPAT: Jika ayah-bunda membuat pembukaan dan disambut dengan sesuatu yang menyakitkan-penghinaan, atau kekosongan- cobalah untuk tidak menanggapinya dengan kemarahan. Sebaliknya, ungkapkan dan akui bahwa itu menyakiti agar tumbuh rasa empati.
KELIMA : Luangkan waktu dalam rutinitas harian ayah-bunda untuk melakukan  interaksi dengan akrab dan intim sehingga ananda terbiasa mengungkapkan segala hal yang ingin disampaikannya.Â
Â
SEMOGA BERMANFAAT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H