Lalu bagaimana jika sekarang sang kakak sudah memilik adik dan menunjukkan perilaku yang selalu berhadapan dengan sang adik atau sering kali menunjukkan sikap permusuhan? Segeralah ayah-bunda memperbaiki pola komunikasi yang lebih baik kepadanya.Â
Penggunaan kata 'Jangan' yang terlalu sering kepadanya tentunya akan dianggap selalu sebagai larangan baginya tanpa penjelasan logis mengapa demikian. Juga penggunaan kata-kata perintah kepadanya haruslah juga dibarengi dengan penjelasan logis yang dapat dimengertinya sehingga tidak dianggap sebagai tindakan menentang segala keinginannya. Kepadanya cobalah akan mengoreksi adiknya di setiap kesempatan pula. Mencermati setiap gerakannya dan menceritakan bagaimana dia sepanjang waktu tentunya akan memberikan gambaran dan ketenangan baginya tentang tindakan -tindakannya.Â
Ketika ayah-bunda melakukan ini maka ayah-bunda akan melihat dan mendengarkan, dan ayah-bunda dapat melihat diri ayah-bunda pada sang kakak, mendengar kata-kata ayah-bunda sendiri yang keluar dari mulutnya ketika dia mulai menggertak dan mencoba mengendalikan adiknya.Â
Ayah-bunda dapat menghentikan ini semua, yakni menggunakan kekerasan yang ayah-bunda lakukan untuk melindungi adiknya dari sang kakak. Alih-alih melindungi adiknya, ayah-bunda tentunya ingin juga terhubung dengan Ananda sebagai kakak dari sang adik. Ini adalah cara terbaik untuk melindungi adiknya. Semakin diatur, sang kakak bisa menjadi lebih baik ketika ianya bisa datang ke adiknya dengan sikap yang jauh lebih damai.
(Pengalaman pribadi konselling Ananda Jessica dan Jennifer, Jemi dan adik-adiknya, Gloria dan Jonathan dan kisah pribadi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H