Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Hal-hal yang Ayah-Bunda Ingin Ananda Lakukan, namun Tidak dengan Ayah-Bunda, Adilkah?

27 Februari 2023   22:56 Diperbarui: 28 Februari 2023   08:22 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

So, ayah-bunda juga perlu memahami bahwa Ananda tentu mengalami suatu perasaan ketika Ananda menunjukkannya kepada ayah-bunda. Sikap bijaksana saat Ananda berlaku tidak tenang atau tidak sopan perlu ditanggapi dengan menunjukkan pula sebuah contoh baik dan ketenangan yang harus ayah-bunda contohkan kepada mereka. Secara sederhananya, ayah-bunda terkadang harus mengeraskan hati untuk tidak mengikuti kekesalan yang juga muncul untuk memberikan pemahaman kepada Ananda dan contoh baik meski hal ini tidaklah mudah.

2. Merasa Kecewa tapi tidak boleh mengeluh

Ungkapan seperti "You get what you get and don't get upset" atau dengan kalimat lain "makanya, kamu sih begitu jadi jangan marah" atau "Itukan mau kamu jadi ya jangan marah" sering kali digunakan untuk menghentikan seorang anak yang mengeluh ketika mereka merasa kecewa dengan sebuah situasi yang tidak mereka inginkan atau diluar prediksinya. 

Tapi hal ini akan berbeda jadinya jika orang dewasa atau ayah-bunda yang merasa kecewa, malah justru bisa beralih ke teman untuk 'curhat'. Apakah anak-anak dapat melakukannya dengan mudah saat mereka merasa sedang kecewa? Atau justru anak akan mendengarkan semua kekecewaan yang dialami oleh orangtua mereka tanpa pernah orang tuanya mau mendengarkan seluruh curahan hati anak-anaknya saat sedang kecewa dengan menjadikan ungkapan seperti diatas sebagai senjatanya untuk menghentikan anak-anak mengeluhkan sesuatu.

3. Memberikan barang yang sedang mereka miliki karena harus 'Berbagi'

Mengalah dan menahan keinginan selalu ingin diterapkan kepada ananada untuk terciptanya harmonisasi dan kebaikan. Bersikap monopoli dan menguasai bukan merupakan sikap yang baik yang harus dimiliki. Ketika anak-anak sedang bermain atau sedang mendapat 'screen time' kesempatan bermain HP, untuk melatih kedisiplinan Ananda, biasanya orang tua atau ayah-bunda akan menerapkan waktu kepada mereka dengan menyetel 'timer' untuk mengingatkan mereka. 

Dan ketika waktunya selesai lalu ayah-bunda memintanya untuk dikembalikan, ayah --bunda pasti berharap bahwa Ananda akan segera memenuhi perintah yang ayah-bunda ucapkan. Berbeda halnya jika ini terjadi dengan ayah bunda atau orang dewasa. 

Jika pasangannya memintanya untuk meminjam pisau yang sedang digunakan untuk memotong sayuran, maka pasti akan dijawab 'ya, nanti... tunggu selesai memotong sayuran dahulu'. Ayah-bunda tentunya mengharapkan Ananda untuk menyerahkan sesuatu yang sedang digunakan di tengah jalan atau malah menyetel timer agar Ananda segera beralih. Apakah ayah-bunda juga senantiasa demikian kepada pasangan ayah-bunda?

Anak-anak selalu diharapkan untuk dapat 'berbagi' barang-barang mereka atas permintaan orang lain atau membunyikan bel yang menandakan interval waktu yang habis dan dianggap sebagai waktu yang 'cukup' untuk selesai bahkan jika itu mengganggu aktivitas anak-anak.

4. Segera berhenti bermain dan selalu mengembalikan barang ketempatnya semula

Seringkali orang tua mengharapkan anak-anaknya untuk selalu membereskan mainan setelah puas bermain. Membersihkan mainan dan tempat bermain setelah selesai atau menjaga kebersihan ruangan merupakan hal yang selalu orang tua tekankan untuk membentuk kedisiplinan anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun