Indonesia memang terkenal dengan kekayaan sumber daya alamnya baik itu hewani maupun nabati serta kekayaan sumber daya alam lainnya. Dengan kekayaan ini negara kita juga dikenal sebagai negara yang memiliki kekayaan makanan ataupun kuliner yang tidak kalah nikmat dan lezatnya serta unik dari negara-negara lain yang tentu saja beraneka macam dan tentunya menggoda dan menggugah rasa seperti rendang, sate maupun sotonya.
Suatu masa saya pernah makan nasi bakar pada sebuah rumah makan di daerah Bekasi. Sebagai pelengkap makanan ini terdapat sambalnya pada masakan nasi bakar yang mereka berikan terpisah. Sambal ini berupa irisan cabe, bawang merah, dan bawang putih yang ditumis dengan menambahkan penyedap rasa serta ada sensasi bumbu lainya yang terasa asing di lidah saya saat itu. Ketika saya tanyakan pada mereka, mereka mengatakan bahwa itu adalah kecombrang. Saat itu saya bertanda tanya seperti apakah bentuknya kecombrang itu? Karena sejak saat itu saya jadi menyukai sensasi rasa dari bunga kecombrang pada masakan nasi bakar khususnya pada sambalnya yang hanya berupa irisan bawang merah-putih + cabe +garam dan bumbu penyedap serta irisan bunga kecombrang yang ditumis. Sederhana namun nikmat tiada tara bagi saya.
Setelah kembali kekota kelahiran saya di Bandar Lampung, ketika berbelanja pada sebuah pasar tradisional saya menemukan ada sebuah bunga cantik berwarna merah menyala yang ketika saya tanyakan mereka menyatakan bahwa itu adalah bunga kecombrang. Tanpa pikir panjang lagi langsung saja saya membeli bunga kecombrang dan pulang kerumah lalu diolah menjadi sambal tumis kecombrang kesukaan saya yang pernah saya makan di Bekasi. Dan ternyata, rasa yang luar biasa dari rasa kecombrang memang sangat menggugah selera makan saya dan keluarga. Hingga kini kecombrang jadi salah satu bumbu wajib yang harus ada saat memasak makanan seperti urap, pindang ikan, sambal dan yang lainnya. Namun saya juga bertanda tanya, apakah aman untuk selalu mengkonsumsi bunga kecombrang pada setiap olahan masakan kesukaan? Apabila aman mengkonsumsinya, lalu apakah manfaat baik yang bisa didapat dari mengkonsumsi bunga kecombrang? Apakah kalian semua pernah merasakan  salah satu masakan yang dibumbui dengan kecombrang? Nah, hal inilah yang akhirnya membawa saya untuk berbagi tentang pengalaman saya bersama kecombrang.
Tentang Kecombrang
Salah satu kekayaan dari sumber daya alam berupa nabati atau tumbuhan adalah kecombrang. Kecombrang atau juga dikenal dengan nama honje bagi orang Sunda, adalah bunga yang berwarna merah menyala dan digunakan untuk menghasilkan rasa asam pada masakan. Bunga kecombrang sebenarnya banyak tumbuh di Indonesia dan banyak digunakan dalam berbagai masakan. Bunga ini mengeluarkan aroma yang khas dan wangi membuat bunga ini banyak ditambahkan pada makanan seperti laksa, arsik atau tomyam. Tapi karena kita lebih sering membeli makanan dan bunga ini merupakan pelengkap bumbu, maka tak jarang dari kita kurang memahami bentuknya yang cantik dan merah menyala.
Kecombrang atau Honje memiliki nama latin Etlingera elator Jack dan termasuk ke dalam family Zingiberacae bersama dengan beberapa rimpang seperti jahe, dan kunyit. Ada banyak penyebutan nama pada tumbuhan ini pada setiap daerahnya selain nama kecombrang atau honje. Di Bali misalnya mereka menyebutnya "bongkot", sedangkan di Sumatra Utara mereka menyebutnya "kincung".
Kecombrang merupakan tanaman di daerah pegunungan khususnya atau tanaman yang biasa tumbuh di daerah dekat air seperti sungai atau danau. Tinggi pohon ini bisa mencapai 3 meter dan merupakan tanaman yang tumbuh tahunan.
Kandungan Nutrisi Kecombrang
* Protein 12,6 %
* Lemak 18,2%