Di usia yang semakin menanjak, bayi yang dahulunya mungil, lucu dan bisa kita atur dengan kemauan kita sendiri, kini mulai bertingkah dengan seribu gaya. Ayah-bunda suka bingung bagaimana menghadapi mereka dengan segala argumentasinya?
Rasanya setiap saat ingin deh meninggikan suara karena perdebatan yang dibuat Ananda sepanjang hari. Dalam setiap hal mereka selalu meminta banyak penjelasan dan kadangkala menawar apa yang harus dilakukan dan tidak ingin mereka lakukan. Berbeda sekali ya  ayah-bunda saat mereka bayi. Nah disaat-saat seperti ini nih ayah-bunda harus aware dan ekstra hati-hati dalam menerapkan sesuatu hal kepada mereka.Â
Begitu pula dengan siswa-siswa yang penulis miliki di sekolah dengan usia antara 9 tahun sampai dengan 12 tahun. Duuuuhhh...mesti ekstra deh mengatur mereka supaya tidak terjadi kesalahpamahan antar mereka maupun dengan guru. Jika ayah-bunda di rumah terlalu membebaskan mereka dalam memilih dan melakukan sesuatu, tentunya hal ini akan berdampak kepada kehidupannya mereka di masa yang akan datang.Â
Begitu pula jika ayah-bunda terlalu keras kepada mereka tentu akan berdampak pula pada kehidupan dan sisi psikologis mereka. Wadduhh ... bingung ya ayah-bunda... Lalu apa dong yang harus dilakukan agar Ananda dirumah memahami batasan yang boleh dan tidak boleh atau batasan yang tepat bagi mereka? Berikut adalah sedikit catatan yang ayah-bunda dapat jadikan sebagai panduan yaa.
Hal pertama yang ayah-bunda mesti pahami adalah bahwa setiap batasan yang kita terapkan kepada Ananda haruslah batasan-batasan yang bersifat : Wajar, hormat dan juga saling terkait.
WAJAR
Wajar artinya disini adalah bahwa batasan yang kita berikan kepada Ananda merupakan batasan yang tidak terlalu keras atau menghukum. Batasan ini hanya bersifat mengikat kepada mereka sehingga mereka tidak merasa sedang di hukum. Dengan melakukan seperti ini juga mereka diharapkan akan bisa memahami sesuatu secara adil dan wajar tanpa ada tendensi yang mengarah pada otoriter dan kekerasan  kepada mereka.Â
Misalnya saja saat mereka akan bermain sesuatu yang sedikit menantang adrenalin seperti skate board, panjat tebing, atau olahraga dan hobi yang menantang lainnya. Kadang suka ketar ketir ya ayah -- bunda karena tentunya kita mengkhawatirkan keselamatan mereka. Namun bukan berarti kita harus melarang mereka dengan keras dengan spontan menolak dan mengatakan tidak karena tentunya mereka juga perlu melakukan eksplorasi yang menantang untuk menemukan bakat dan keahlian mereka juga.
Nah kalau sudah seperti ini dan menjadi tekadnya, cobalah melembutkan suara dengan menyampaikan hal-hal apa yang akan terjadi sebagai tindakan preventif kita terhadap mereka sebagai bentuk penjagaan seperti dengan mengucapkan kalimat :
"Boleh saja bermain skateboard, tapi jika ingin tetap bermain skateboard, harus memakai helm"