Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengatasi Anak yang Suka Meledak-ledak dan Agressif

30 Januari 2023   22:55 Diperbarui: 30 Januari 2023   23:05 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengatasi anak yang suka meledak-ledak dan agresif

 

Hai ayah-bunda apa kabarnya?

Semoga selalu baik dan sehat ya..Amin....

Apakah ayah-bunda di rumah memiliki Ananda yang sering marah secara frontal dengan emosi yang meledak-ledak dan agresif?

Seperti apa rasanya memiliki anak yang eksplosif/agresif?

Ketika kita emosi memang tidak bisa diprediksi kapan waktu datangnya. Dan ini bisa terjadi pada siapa saja dan dimana saja. Ada saja yang tiba-tiba bisa memicu masalah dalam diri seseorang dan ini tidak terkecuali bisa terjadi pada ananda di rumah ya. Munculnya emosi tentu dapat dirasakan oleh siapapun tanpa terkecuali, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Mungkin bagi sebagian orang dewasa, mengatasi emosi yang mendadak muncul dengan agressif akan lebih mudah dibandingkan anak-anak. Anak-anak cenderung belum mampu mengatur emosinya dengan tepat, sehingga kerap kali meledak-ledak saat tengah merasakannya.

Sejatinya sih, emosi yang meledak-ledak pada anak  merupakan hal wajar dan umum karena memang mereka masih belajar dalam proses mengendalikan diri sendiri. Meski begitu bukan berarti mereka bisa bebas seenaknya dan tidak bisa diajarkan cara mengendalikannya ya. Tentu sangat bisa. Seperti apa contohnya anak yang agressif dan meledak-ledak?

 Anak yang agressif biasanya memiliki ledakan kemarahan, frustrasi, atau agresi yang tiba-tiba dan intens. Ledakan yang terjadi pada Ananda mungkin bisa verbal atau malah fisik seperti memukul, menggigit, menendang, berteriak, melengking, merengek, menangis. Tentu yang kita pahami adalah bahwa anak mungkin menangis, panik, merasa cemas, dan memiliki reaksi emosional yang besar secara garis besar adalah ciri anak-anak yang agressif dan mudah meledak-ledak. Yuk kita coba Kenali dulu penyebabnya ya ayah-bunda.

 Mengapa ya ini bisa terjadi?

Sebenarnya sih tujuan anak mengapa mereka bisa berperilaku meledak-ledak dan agressif adalah karena sikap agresif dapat membantu ananda mendapatkan perhatian dari ayah -- bunda ataupun pengasuh mereka. Mereka ingin diperhatikan dan menjadi prioritas. Namun kemampuannya untuk menyampaikan pada anak yang masih kecil masih terbatas untuk dapat menunjukkan dan meyampaikan keinginannya. Seperti halnya kita yang dewasa, kita memiliki banyak cara dalam mengajak orang lain untuk dekat dengan kita baik itu melalui perkataan maupun melalui perbuatan. 

Nah kemampuan ini yang belum Ananda miliki ketika Ananda ingin mendapatkan perhatian atau menyampaikan keinginan. Selain itu anak yang lapar, lelah, terlalu bersemangat dengan energi ditubuhnya, sakit, atau perlu menggerakkan tubuh mereka juga bisa menjadi penyebab mengapa Ananda bisa berperilaku agressif dan meledak-ledak. Hal ini terjadi karena ananda tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan dorongan hati pada dirinya sendiri. Dengan demikian maka sebagai orang tua kita perlu mempelajari keterampilan baru untuk memenuhi kebutuhan mereka dengan cara yang sehat.

Lalu apa yang ayah -- bunda harus lakukan?

1. Mencari Tahu

Ayah -- bunda perlu mencari tahu penyebab dari Ananda yang agressif dan meledak-ledak. Emosi yang mendadak meledak tentu bukan tanpa sebab. Untuk itu, hal pertama yang perlu dilakukan saat mengetahui Ananda suka  marah dan meledak-ledak adalah mencari tahu sumber masalahnya. Apakah sumber emosinya ada di rumah atau di lingkungan sekolah? Kapankah Ayah-bunda memperhatikan perilaku ini? Adakah perubahan dalam kehidupan Ananda sebelum perilaku ini sering muncul? Dan apa yang orang lain coba sampaikan kepada ayah-bunda untuk membantu.  

Setelahnya komunikasikan secara dua arah dengan anak. Pancing anak agar terbuka dan bisa menceritakan apa yang dirasakan, sehingga kita pun akan lebih mudah untuk menguraikan masalahnya. Anak-anak biasanya suka meniru dari apa yang dilihatnya. Jika ayah-bunda dapat mengobservasi bagaimana perlakuan ayah-bunda selama beberapa pekan terakhir, tentunya ayah-bunda juga dapat mendapatkan solusi dari perilaku Ananda yang suka meledak-ledak dan agressif.

2. Ajarkan Ketenangan kepada Ananda

Memulai hari libur dengan berteriak, terburu-buru saat berangkat ke kantor dan memaksa Ananda segera menyelesaikan sarapan pagi sebelum berangkat akan menjadi pemicu Ananda berperilaku meledak-ledak dan agressif loh ayah dan bunda. Meski ayah dan bunda sedang dalam keadaan emosi yang tengah memuncak, usahakan untuk tetap tenang dalam menghadapi Ananda yang meledak-ledak dan agressif. Selalu dan senantiasa untuk berusaha berbicara dengan tenang dan hindari berteriak. 

Umumnya, anak mencontoh apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Sehingga jika kita menginginkan mereka reda marahnya, maka kita juga harus tenang dalam mengelola situasi meski kita sendirpun sebagai orang tua mungkin sedang kacau. Mulailah membuat schedule yang lebih tertata seperti jadwal sarapan pagi, menyiapkan pakaian kantor dan buku-buku pelajaran Ananda pada malam sebelumnya kemudian memulai pagi hari dengan pelukan hangat dan afirmasi pagi yang penuh perhatian akan memberikan solusi untuk meredakan perilaku Ananda yang agressif dan meledak-ledak.

3. Ajarkan keterampilan baru

Sebaiknya ayah -- bunda dapat segera mengambil keputusan dan bertindak sedini mungkin untuk mengajarkan kepada Ananda bagaimana berperilaku lebih lembut dan sopan. Karena jika ayah-bunda hendak mencoba mengajari ananda yang meledak-ledak ketika dia sudah agresif (dan tidak dapat mempelajari keterampilan bagaimana meredam emosinya secara lebih baik dengan melakukan gerakan seperti mengatur nafas dengan baik, menyalurkan energinya dengan memukul bantal sebagai gantinya atau meremas-remas bola karet) maka ini akan menjadi terlambat sekali karena ananda tidak belajar bagaimana mengatasi emosinya.

Tidak jarang, anak yang mudah emosi adalah anak yang terlalu sering dimanjakan oleh orang tua ataupun keluarga lainnya. Anak seperti ini umumnya selalu dipenuhi apa yang menjadi keinginannya, sehingga tidak terbiasa hidup dengan keterbatasan ataupun keteraturan. 

Oleh karena itu, menerapkan pola asuh untuk mengajarkan kemandirian pada anak adalah hal penting. Berikan tanggung jawab dan kepercayaan kepada ananda sedini mungkin untuk melakukan tugas-tugas sederhana terlebih dahulu, seperti menyapu, membersihkan mainan, dan lain sebagainya. Dengan begitu ananda akan lebih bertanggung jawab pada dirinya dan tidak mudah marah saat keinginannya tidak terpenuhi.

Inilah yang perlu kita ingat : alih-alih bertanya: mengapa anak saya yang mudah meledak membuat saya kesulitan?

Lebih baik bertanya:mengapa anak saya yang meledak-ledak mengalami kesulitan?

Nah coba dipahami ya ayah-bunda. Dan semoga bermanfaat. Nuhun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun