Sebaiknya ayah -- bunda dapat segera mengambil keputusan dan bertindak sedini mungkin untuk mengajarkan kepada Ananda bagaimana berperilaku lebih lembut dan sopan. Karena jika ayah-bunda hendak mencoba mengajari ananda yang meledak-ledak ketika dia sudah agresif (dan tidak dapat mempelajari keterampilan bagaimana meredam emosinya secara lebih baik dengan melakukan gerakan seperti mengatur nafas dengan baik, menyalurkan energinya dengan memukul bantal sebagai gantinya atau meremas-remas bola karet) maka ini akan menjadi terlambat sekali karena ananda tidak belajar bagaimana mengatasi emosinya.
Tidak jarang, anak yang mudah emosi adalah anak yang terlalu sering dimanjakan oleh orang tua ataupun keluarga lainnya. Anak seperti ini umumnya selalu dipenuhi apa yang menjadi keinginannya, sehingga tidak terbiasa hidup dengan keterbatasan ataupun keteraturan.Â
Oleh karena itu, menerapkan pola asuh untuk mengajarkan kemandirian pada anak adalah hal penting. Berikan tanggung jawab dan kepercayaan kepada ananda sedini mungkin untuk melakukan tugas-tugas sederhana terlebih dahulu, seperti menyapu, membersihkan mainan, dan lain sebagainya. Dengan begitu ananda akan lebih bertanggung jawab pada dirinya dan tidak mudah marah saat keinginannya tidak terpenuhi.
Inilah yang perlu kita ingat : alih-alih bertanya: mengapa anak saya yang mudah meledak membuat saya kesulitan?
Lebih baik bertanya:mengapa anak saya yang meledak-ledak mengalami kesulitan?
Nah coba dipahami ya ayah-bunda. Dan semoga bermanfaat. Nuhun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H