Jangankan tempat  untuk bermain anak, ruang untuk menyusui atau memerah ASI (Air Susu Ibu ) saja, tidak  semua tempat kerja  menyediakan. Lalu bagaimana anak-anak bisa tumbuh sehat jika kebutuhan ASI nya harus terputus ketika ibu kembali bekerja.
Menjadi wanita pekerja bukan berarti melupakan kodratnya sebagai seorang ibu dan melupakan kewajibannya. Apa salahnya jika dua-duanya bisa berjalan bersamaan?Â
Tentunya kita juga masih ingat Licia Ronzulli, politisi perempuan asal Italia ini membawa bayinya  berusia 6 minggu ketika sedang melakukan voting dalam parlemen Eropa tentang usulan peningkatan hak karyawan perempuan. Peristiwa ini langsung menghebohkan seisi parlemen dan mengundang reaksi media.
Demikian juga Larissa Waters, anggota senat Australia yang  sedang menyusui bayinya di tengah rapat anggota parlemen. Peristiwa ini menggemparkan media internasional pada bulan Mei 2017  karena walaupun politisi telah diberikan izin untuk menyusui sejak 2003 oleh Senat, nyatanya masih banyak kritik-kritik yang dilontarkan pada ibu-ibu politisi apabila menyusui bayinya ketika bekerja.Â
Dan faktanya, banyak kritikan-kritikan dan bisik-bisik tidak sedap ketika seorang ibu bekerja sambil membawa serta anak. Mestinya, justru si ibu ini mendapat apresiasi karena tetap masih bisa menjalankan tugas pekerjaannya meskipun sambil mengasuh anak.Â
Semoga ke depan, ibu bekerja yang masih mempunyai anak balita, batita ataupun bayi, mempunyai ruang gerak yang lebih fleksibel karena ada tempat bekerja yang lebih ramah terhadap anak. Baik adanya ruang menyusui, ruang  bermain atau semacam tempat penitipan anak untuk setiap instansi tempat kerja.
 Semoga mimpi para ibu bekerja bisa terwujud, amiin.
- Sumber bacaan :
- haibunda.com
- linisehat.com
- merdeka.com
BERITA TERKAIT
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI