Adakah emak yang setiap paginya selalu menangis dalam hati ? atau memang menangis  beneran sambil berangkat kerja ? Menangis karena saat akan berangkat kerja, hampir selalu memaksa anak untuk ikut dengan pengasuh atau eyang atau tempat penitipan anak.Â
Sementara anak menangis dan kepengen selalu nemplok dengan ibu. Selalu ada perasaan bersalah dengan anak, merasa belum bisa memenuhi kebutuhan anak, bahkan sekedar untuk memeluknya di pagi hari saja serasa sulit.
Menjadi wanita pekerja bukanlah suatu bentuk kesalahan, berbagai faktor melatarbelakangi kenapa wanita harus bekerja dan meninggalkan anak setidaknya setengah hari, mulai pagi hingga sore  hari. Dan kenyataanya banyak wanita bekerja yang tetap bisa memberikan waktunya secara berkualitas dengan buah hatinya.
Aturan di setiap tempat kerja sudah semestinya dilarang membawa anak saat bekerja, khususnya bagi pekerja wanita. Meskipun aturan tersebut tidak tertulis dalam suatu kontrak kerja. Sudah bisa ditebak, bagaimana kinerja seorang karyawan sebuah lembaga kerja jika harus membawa anak. Tentunya kurang maksimal hasilnya.Â
Ini masih merupakan mimpi, apakah mungkin instansi tempat kerja yang memperbolehkan membawa anak ?Â
Saya, sebagai salah satu ibu pekerja yang masih mempunyai balita. Jangan tanya kenapa saya masih tetap saja bekerja, sementara saya sering sedih meninggalkan mereka (anak-anak).Â
Karena masing-masing ibu punya pilihan, dengan segala konsekuensinya. Demikian sebaliknya, banyak ibu yang memilih di rumah untuk tidak bekerja demi anak-anak dan itu jauh lebih bagus.Â
Pernah suatu kali, saya mengajak anak ke tempat kerja, tentunya juga dengan berbagai perasaan. Rasa kasihan terhadap anak, rasa pekewuh dengan pimpinan dan teman kerja.Â
Itupun dengan sangat-sangat terpaksa, karena pengasuh tidak bisa datang. Masih beruntung, di tempat kerja saya memang ada semacam laborat semacam mini hospital yang memang ada salah satu ruangan yang di setting layaknya ruang bermain anak. Jadi, saya masih bisa bekerja sambil mengawasi anak bermain.Â
Kok bisa  sih..? Ya, pasti akan muncul pertanyaan semacam ini. Tetapi, antara tanggung jawab pekerjaan dan tanggung jawab mengasuh anak saat itu, benar-benar sesuatu yang tidak bisa saya pecahkan. Dan saya type ibu yang tidak tega menitipkan anak di penitipan anak. Sementara eyangnya sudah terlalu sepuh jika harus mengasuh mereka.Â
Seandainya saja, semua tempat kerja memberikan akses yang mudah bagi ibu pekerja untuk bisa sambil mengawasi buah hatinya tentunya ini akan menjadi hal yang menggembirakan bagi semua ibu pekerja.Â