Mohon tunggu...
Yuni Astuti
Yuni Astuti Mohon Tunggu... Perawat - Perawat, sedang belajar merawat hati anak dan keluarga

sedang belajar menulis, ibu dari 4 orang anak, perawat, yun.astuti@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

"Baby Led Weaning" Metode Alternatif Pemberian MPASI Sarat Nutrisi

10 Oktober 2017   09:50 Diperbarui: 10 Oktober 2017   09:58 1500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Anak yang diberikan MPASI dengan BLW akan lebih mudah menyesuaikan menu makanan keluarga. Sehingga ibu tidak harus repot membuat masakan tersendiri bagi anak. Sehingga lebih hemat waktu dan tenaga. Dari berbagai cerita ibu yang menerapkan BLW, anak bisa bebas makan apa saja dan di mana saja. Anak bisa saja makan soto, opor, gulai, bahkan sate yang menggunakan tusuk. Tentu saja disesuaikan dengan kemampuan anak dalam memegang tusuknya, serta dalam pengawasan orang tua. Jadi dalam acara apapun orang tua tidak akan bingung menentukan menu bagi anak BLW.

Anak BLW cenderung lebih mandiri dalam hal makan dan minum. Mereka justru tidak mau jika pada jam-jam makan dibantu disuap atau dibantu menyendok (mengambil makanan sendiri dengan sendok). Bahkan bisa-bisa anak malah rewel dan mogok makan jika kita memaksanya menyuap. Karena anak BLW "merasa" bisa melakukan sendiri untuk mengambil makanannya.

Jenis makanan apa yang bisa diberikan saat BLW?

Semua jenis makanan padat bisa diberikan kepada bayi dengan metode BLW, kecuali jika ada riwayat alergi pada makanan tertentu, maka sebaiknya dihindari. Makanan bisa diberikan dalam bentuk buah, sayur, kentang wortel, ayam, daging atau bahkan mie dan sphageti. Makanan sebaiknya dipotong-potong seukuran jari, sehingga mudah dipegang dan digenggam oleh bayi. Jadi ukurannya jangan terlalu kecil ataupun terlalu besar.

Untuk 2 (dua) minggu pertama saat usia 6 bulan, kenalkan makanan satu jenis makanan dalam sekali makan. Ini yang disebut dengan menu tunggal. Jangan dicampur atau dikombinasikan terlebih dahulu. Tujuannya adalah agar si anak mengenal rasa asli dari makanan. Jika saja sehari diberikan 2 kali dalam sehari maka dalam waktu 12 hari anak sudah mengenal setidaknya 24 jenis makanan.

Bahan makanan bisa dikukus, dipanggang atau digoreng. Apabila digoreng usahakan tidak menggunakan minyak sembarangan. Bisa menggunakan minyak zaitun atau unsalted butter(mentega tawar). Hindarkan makanan yang bisa mengakibatkan bahaya tercekik, misalnya kacang utuh, ikan bertulang atau tulang rawan dari daging dan buah yang berbiji.

Jika belum berusia 1 (satu) tahun berikan makanan tanpa gula dan garam terlebih dahulu. Karena ginjal bayi belum siap untuk mengolah garam dalam tubuh, sehingga bisa menimbulkan masalah kesehatan. Asupan garam harian bayi tidak boleh melebihi 370 miligram per hari.

Demikian juga tentang asupan gula, jika terlalu berlebihan memicu resiko diabetes dan bisa merusak gigi. Asupan gula seharusnya hanya sekitar 100 kalori setiap hari, dan kebutuhan ini sudah terpenuhi oelh ASI atau bahan makanan alami.

Mungkin bagi kita, jika makanan tanpa garam akan terasa hambar di lidah. Akan tetapi sebenarnya bayi belum membutuhkan preferensi untuk selera asin. Jadi untuk bisa memberikan rasa, makanan bisa dimasak dengan menambahkan bumbu dapur misalnya daun jeruk, bawang putih dan rempah-rempah. Jika menghendaki rasa manis bisa diganti dengan gula alami dari buah, madu atau kurma.

Bukankah makanan yang dihaluskan lebih mudah dicerna ?

Apapun yang ada di dunia ini memiliki kekurangan dan kelebihan. Makanan yang dihaluskan bisa jadi lebih mudah dicerna oleh dibandingkan makanan padat. Namun, bukankah mulut kita sejak bayi dirancang untuk melembutkan makanan atau membuatnya menjadi bubur dengan cara mengunyah makanan? Makanan yang benar-benar dikunyah akan lebih gampang ditangani oleh pencernaan dibandingkan dengan makanan yang dihaluskan dengan blender. Karena percampuran air liur dengan makanan merupakan awal proses pencernaan, khususnya dalam mencerna makanan yang mengandung tepung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun