Terus terang saya tidak tahu menahu tentang ilmu jurnalisme. Sayapun juga tidak begitu paham tentang kode etik seputar jurnalisme. Yang saya tahu hanyalah, ketika hati ada keinginan menulis kutulis saja uneg-uneg di hati ini. Layak baca atau tidak, saya tidak bisa menilainya. Biasanya orang lebih mudah menilai milik orang lain. Demikianpun saya, sulit rasanya menilai tulisan diri sendiri. Apalagi saya yang masih batita, dalam dalam dunia Kompasiana.
Jadi mohon maaf beribu-ribu maaf dan mohon masukan jika tulisan saya banyak menyimpang dari aturan dunia tulis-menulis.
Ada yang menggelitik hati untuk menyampaikan uneg-uneg ini.
Dengan adanya verifikasi biru yang baru beberapa waktu lalu diperkenalkan admin Kompasiana, membuat sentilan baru dalam hati. Rasa penasaran tentang ilmu "menulis", semakin menggodaku.
Ada banyak teman yang postingannya mengulas tentang mudahnya menulis, begitu juga yang menulis tentang trik-trik mudah membuat liputan sebuah perjalanan. Ada juga yang menyarankan harus banyak membaca. Terutama membaca tulisan-tulisan yang masuk kategori HL. Dengan harapan kita bisa belajar dari teman-teman yang tulisannya bisa menginspirasi, memberi manfaat, menarik sekaligus aktual.
Bagi saya pribadi, rasanya masih sulit untuk menjadikan tulisan yang terposting Kompasiana menjadi tulisan yang bertabur bintang. Saestu, menulis tak semudah membalikkan tangan, bagi saya...
Barangkali ini hanya sebuah wacana saja, seandainya memungkinkan dan seandainya dikabulkan. Alangkah bahagianya saya, sebagai warga Kompasiana jika...
Jika saja ada semacam workshop menulis atau apapun namannya bagi Kompasianer yang masih beginner seperti saya. Sehingga kita menulis ada pada jalur yang memang sudah "aman" untuk dibaca. Dari kegiatan tersebut(mungkin) bisa diterbitkan semacam SIM (Surat Ijin Menulis) bahwa kita "layak" untuk menulis. Akan tetapi bukan berarti yang belum mendapatkan SIM tidak diperbolehkan menulis, bukan...Dengan memiliki ilmu dan bekal menulis, setidaknya kita menjadi lebih PD untuk memposting tulisan sesuai "ilmu" .
SIMÂ Â yang diterbitkan mungkin bisa dibuat beberapa kategori. Misalnya saya baru lulus tahap beginner, sehingga perlu mengasah ilmu lagi untuk tahapan yang lebih tinggi. Demikian seterusnya, sehingga pada akhirnya nanti tulisan-tulisan (khususnya tulisan saya) yang ada Kompasiana menjadi tulisan yang tidak hanya sekedar nangkring dan numpang nampang saja.
Alangkah serunya jika Kompasianer yang sudah masuk dalam "lingkaran Biru" ataupun yang tulisannya banyak bertabur bintang, ataupun yang sering HL berkumpul dengan Kompasianer yang masih "Hijau" ( pemula) untuk berbagi ilmu secara langsung. Barangkali bisa dibuat semacam perwakilan wilayah. Untuk saya yang ada diujung Timur Jawa Tengah barangkali saya bisa di"tampung" di daerah mana yang sekiranya strategis untuk kegiatan tersebut.
Bahkan saya berandai-andai dan bermimpi..