Kau tumbuh dalam asuh lautan
Namun langit mengajarimu menjadi tawar
Kau luruh diantara retakan mendung
Dan ditelantarkan pada tanah asing.
Aku dan sebangsaku berkumpul diujung ranting
Bermahkotakan sari-sari kebajikan,
Kami yang senantiasa mengawani sampan penjemput,
Dalam iringan pawai pembagian dosa.
Dan setibanya kau membasuh---semburat merah memudar
Meninggalkan semerbak diantara nafas fajar.
Namun sedetik aku jatuh---bangunku
Tanpa nama ditanah yang sama.
Tatapanku layu, Â tangismu pun meringkai,
Menjelma dalam teriakan-tetiakan tak sampai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H