Mayoritas orang mungkin akan menjawab masjid, kakbah, atau rumah ibadah jika ditanya tempat apa yang paling membuatmu dekat dengan Tuhan. Tapi kalau saya berbeda.
Tempat yang paling membuat saya merasa dekat dengan Tuhan adalah pesawat terbang.
Sebenarnya saya bukan orang yang takut naik pesawat. Bahkan hingga sekarang pun, saya rutin naik pesawat untuk urusan kedinasan. Paling tidak saya terbang naik pesawat sebanyak empat hingga delapan kali dalam satu triwulan.
Hanya saja, pernah ada satu masa di mana saya begitu takut tiap kali naik pesawat terbang. Fobia, lebih tepatnya. Saban naik pesawat, badan saya tiba-tiba menggigil. Tiap kali pesawat terguncang, saya buru-buru melantunkan doa.
Dalam imajinasi saya, pesawat yang saya tumpangi akan jatuh. Oleh karenanya, segala doa dan puja-puji untuk Tuhan saya keluarkan. Supaya kalau memang sudah takdirnya, mudah-mudahan Tuhan mengampuni doa saya.
Masa tidak menyenangkan itu terjadi kira-kira sembilan tahun silam. Saat saya masih bertugas di Manado, hampir tiap pekan saya mesti pulang ke Jakarta naik pesawat. Kala itu, saya dan pacar tengah mempersiapkan urusan pernikahan.
Nah, saking seringnya naik pesawat, lama-kelamaan saya jadi takut sendiri. Entah mengapa, linimasa akun YouTube saya kala itu dipenuhi oleh video kecelakaan pesawat terbang. Saya yang tidak sengaja menonton tentu saja terpengaruh.
Perjalanan Manado-Jakarta atau sebaliknya yang berdurasi sekitar tiga jam menjadi sangat mencekam. Saya tidak bisa tidur. Apalagi ketika pesawat tengah melintasi dataran Kalimantan. Awan di sana tebal-tebal sehingga melahirkan banyak guncangan.
Namun saya tidak memiliki pilihan lain. Urusan pernikahan tidak boleh saya tinggalkan hanya karena fobia terbang. Akhirnya saya terpaksa rela tersiksa dengan perasaan takut tiap kali terbang ke Jakarta.
Kamu yang punya fobia serupa pasti tahu rasanya tersiksa di dalam kabin pesawat. Gara-gara ketakutan, keringat dingin mengucur dari sekujur tubuh. Telapak tangan basah, mulut komat-kamit. Mau tidur susah, makan pun jadi tak selera.