Apa yang dipopulerkan Bimbo punya makna serupa dengan bulan Ramadan. Di antara dua belas bulan dalam setahun, hanya bulan Ramadan yang punya muatan lebih dalam konteks ibadah.
Mulai dari berpuasa hingga salat malam. Mulai dari berzakat hingga salat Idulfitri. Mulai dari bersedekah hingga war takjil. Semua bermuara dari bulan yang kedudukannya paling mulia di sisi Tuhan: Ramadan.
Sebegitu pentingnya ibadah di bulan Ramadan, sampai-sampai Tuhan berjanji melipatgandakan pahalanya. Tidak main-main, faktor pengalinya pun hingga puluhan kali lipat. Bonusnya, Tuhan juga menyiapkan ampunan bagi hamba-Nya yang sukses melewati ujian sebulan penuh.
Nikmat mana lagi yang kau dustakan?
Nah, besarnya nilai ibadah di bulan Ramadan ini seakan menegaskan kepada kita bahwa ada saatnya mengejar dunia, tetapi jangan lupakan amal untuk bekal akhirat.
Setelah sebelas bulan berjibaku dengan urusan dunia, kita seperti diminta berhenti sejenak untuk merefleksi diri. Berhenti sesaat demi meluruskan kembali niat. Dan berhenti sebentar buat menggapai ampunan.
Berbagai daerah juga mewajibkan penduduknya untuk menghormati bulan Ramadan. Tempat hiburan malam ditutup sementara. Sebaliknya, lantunan ayat suci Al Quran bergema dari balik masjid-masjid yang berisi jamaah tarawih.
Di bulan Ramadan, kita juga dituntut lebih peduli terhadap sesama. THR yang kita peroleh sebagian disalurkan lagi kepada mereka yang membutuhkan. Anak-anak di panti asuhan bergembira lantaran donasi dan santunan warga umumnya naik tajam saat bulan puasa.
Itulah secuil sisi-sisi kebaikan Ramadan yang ingin diingatkan Bimbo kepada para pendengarnya. Grup musik yang didirikan pada 1966 ini seakan ingin mengingatkan kita bahwa jangan sampai ikhtiar duniawi kita lebih panjang dari sajadah. Jangan.
Sekadar Interupsi
Berburu kemaslahatan dunia memang tidak dilarang. Hanya saja, Tuhan sudah mengingatkan kita bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah permainan yang melalaikan. Ibarat kesenangan yang menipu.