Ramadan telah tiba. Setiap orang, terutama umat muslim, punya target pribadi yang ingin dicapai pada Bulan Suci. Baik yang berkaitan dengan urusan ibadah, ataupun yang berhubungan dengan perkara duniawi.
Untuk urusan ibadah, kita pasti sepakat puasa tahun ini mesti tuntas. Tidak boleh alpa sehari pun, kecuali berhalangan yang sesuai syariat. Di samping karena wajib, ibadah puasa yang dilakukan dengan penuh keimanan juga akan mendatangkan ampunan dari Yang Mahakuasa.
Lantas, bagaimana dengan ihwal dunia? Well, itu semua kembali ke pribadi masing-masing. Teman saya, misalnya, punya target menikah selepas bulan puasa. Katanya, ia akan lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta pada Ramadan tahun ini supaya tambah yakin dengan pilihan hatinya.
Teman saya yang lain punya target berbeda. Dia berkata, ia akan sabar menanti Tunjangan Hari Raya (THR). Usut punya usut, rupanya ia sedang memerlukan tambahan dana untuk melanjutkan sekolah anaknya yang kini beranjak dewasa.
Target saya? Tidak muluk-muluk. Saya ingin konsisten menulis dan membuat konten untuk kembali menjuarai kompetisi Diari Ramadan yang diselenggarakan platform blog kita tercinta, Kompasiana. Tahun lalu, saya didapuk sebagai juara pertama kompetisi Samber Tebar Hikmah Ramadan (THR) edisi 2023.
Hadiahnya kala itu bukan kaleng-kaleng. Satu unit sepeda motor listrik. Plus, saya juga didapuk sebagai salah satu pemenang Mystery Topics dengan tema "Sustainable & Responsible".
Bukan Sekadar Hadiah
Saat Kompasiana mengumumkan kompetisi Diari Ramadan tahun ini, kontan hati kecil saya bertanya-tanya. Saya yakin kalian juga punya pertanyaan serupa dengan saya. Pertanyaan itu adalah, "Kenapa hadiah tahun ini boleh dibilang kurang wah?"
Hadiah utama yang diperebutkan kali ini bukan lagi sepeda motor listrik, melainkan jam tangan cerdas alias smartwatch. Kompasiana juga tidak membocorkan lebih lanjut, apakah smartwatch yang dimaksud keluaran Apple, atau merk lain.