Mohon tunggu...
Adhi Nugroho
Adhi Nugroho Mohon Tunggu... Penulis - Blogger | Author | Analyst

Kuli otak yang bertekad jadi penulis dan pengusaha | IG : @nodi_harahap | Twitter : @nodiharahap http://www.nodiharahap.com/

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Bersua Tenang di Tanah Lembang

28 April 2023   19:41 Diperbarui: 28 April 2023   19:44 2159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyatu dengan alam di Tanah Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat. (sumber: dokumentasi pribadi)

Hawa dingin menembus kulit begitu pintu mobil kubuka. Dua lapis pakaian yang kukenakan tak kuasa menangkal angin beku yang jatuh dari udara. Rintik-rintik hujan membawa serta petrikor—bau tanah saat turun hujan, melahirkan ketenangan jiwa.

Tiada sanggup memendam sabar, kuseret langkah kaki menyusuri basah tanah. Aku bisa merasakan bulir embun menempel manja pada hijau rumput yang tumbuh subur di pelataran. Seraya menenteng dua koper besar, aku memasuki area lobi.

“Selamat datang di Lembang.”

Sambut ramah Gadis, resepsionis yang bertugas melayani kami hari itu, sungguh menentramkan hati. Setelah berjam-jam berkutat dengan kemacetan, akhirnya tiba di sini. Di tanah yang menjadi alamat rinduku ketika ingin mengusir penat dalam diri.

Ya. Tanah itu bernama Lembang. Secuil Tanah Pasundan yang menyajikan serumpun ketenangan dan menawarkan berjuta kenangan.

Tiada Bosan ke Tanah Lembang

Lembang selalu menjadi destinasi wisata favorit kami saat berlibur. Termasuk pada kesempatan libur Lebaran tahun ini. Seakan kata “bosan” tidak pernah tercatat dalam kamus kami ketika merencanakan liburan ke Lembang.

Saya katakan demikian karena bukan sekali-dua kali kami mengunjungi lokasi wisata yang terletak di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat ini. Jika dihitung-hitung, rasanya sudah melebihi jumlah jari di tangan.

Memang benar, Lembang bukan satu-satunya tempat berlibur favorit kami. Masih ada Bali dan Labuan Bajo yang selalu menggerayangi alam bawah sadar ketika memilih tempat berlibur.

Hanya saja, Lembang berbeda dari destinasi wisata mana pun di Indonesia. Lembang menawarkan ketenangan jiwa. Mungkin itu kalimat yang paling tepat ketika menyoal keunggulan Lembang.

Dibalut hawa dingin dan pemandangan gunung, Lembang menyajikan ketenangan. (sumber: dokumentasi pribadi)
Dibalut hawa dingin dan pemandangan gunung, Lembang menyajikan ketenangan. (sumber: dokumentasi pribadi)

Ada sejumlah alasan mengapa Lembang pantas diasosiakan dengan ketenangan. Pertama, suhu udara. Rata-rata suhu di Lembang berkisar di angka empat belas derajat Celcius. Saat malam hari, suhunya bakal lebih dingin lagi.

Hawa dingin yang ada di Lembang sejatinya lahir dari bentang geografis. Ketinggian Lembang berkisar antara 1.312 hingga 2.084 di atas permukaan laut. Oleh sebab itulah Lembang terasa begitu sejuk, asri, dan menenangkan.

Sebagai pekerja kantoran yang bertugas di Tanah Borneo, Lembang terasa begitu membekukan. Akan tetapi, suasana seperti itulah yang saya cari ketika ingin bersua tenang. Jauh dari kata terik ataupun panas yang jadi makanan sehari-hari.

Alasan kedua, apalagi kalau bukan keindahan alamnya. Berada di area perbukitan, mayoritas wilayah Lembang merupakan area hutan, perkebunan, dan pegunungan. Beragam jenis flora tumbuh subur di daerah seluas 9.556 hektare ini.

Untuk urusan wisata, lembang terkenal dengan konsep agrowisata maupun ekowisatanya. Misalnya saja, Mulberry Hill by The Lodge, tempat kami menginap kali ini.

Pemilik akomodasi seluas satu hektare itu sengaja menanam tidak kurang dari 100 jenis tanaman herbal. Ada daun sirih, kunyit, jahe, lengkuas, lavender, pandan wangi, dan sebagainya.

Ada pula beragam jenis pohon hutan yang tumbuh subur di area akomodasi yang terletak di Jalan Maribaya, Desa Cibodas, Kecamatan Lembang ini. Di area taman, kita pun bisa memandangi berbagai gunung dengan mata telanjang.

Tidak hanya satu atau dua gunung saja. Di sini, kita bisa menatap keindahan Gunung Bukit Tunggul di sisi timur, Gunung Burangrang dan Gunung Batu di sisi barat, serta Gunung Palasari di sisi tenggara.

Berjalan-jalan sambil menikmati alam di Mulberry Hill by The Lodge, Lembang. (sumber: dokumentasi pribadi)
Berjalan-jalan sambil menikmati alam di Mulberry Hill by The Lodge, Lembang. (sumber: dokumentasi pribadi)

Bagi kami pribadi, tiada ketenangan hakiki selain memandangi keindahan alam ciptaan Tuhan. Bangun pagi-pagi menghirup udara segar khas dataran tinggi Lembang. Berjalan-jalan di tengah penghijauan sambil menyesapi ketenangan.

Aktivitas itu mewarnai perjalanan wisata kami di Lembang. Sejenak menepikan diri dari rutinitas sehari-hari, sambil bersenda gurau bersama istri.

O ya, sejenak melupakan pekerjaan dan rutinitas itu penting. Lagipula, tubuh kita bukan mesin. Butuh healing, butuh refreshing. Menyatu dengan alam akan membuat tubuh dan pikiran kita segar kembali. Lebih bersemangat tatkala tiba saatnya mencari rezeki.

Menyelami Hiburan Alami

Alasan ketiga mengapa Lembang selalu dirindukan adalah lantaran kaya akan aktivitas dan hiburan. Sebagian besar aktivitas yang ditawarkan di Lembang adalah hiburan yang berkaitan dengan alam.

Kali ini, saya memilih ATV. Kebetulan, tempat kami menginap menyediakan jasa penyewaan All Terrain Vehicle, kepanjangan dari ATV. Dengan mengendarai kendaraan beroda empat ini, kami bisa berinteraksi dengan alam.

Bermain ATV di Lembang. (sumber: dokumentasi pribadi)
Bermain ATV di Lembang. (sumber: dokumentasi pribadi)

Kendati sama-sama kendaraan beroda, sensasi mengendarai ATV berbeda dengan naik mobil ataupun sepeda motor. Saya merasa, ATV ibarat kombinasi keduanya. Beroda empat layaknya mobil, tapi titik kendalinya ada di setang seperti sepeda motor.

Yang jelas, sebelum naik ATV, siapkan dulu baju ganti. Sebab kita akan bergumul dengan lumpur di sepanjang trek. Namanya juga alam. Kotor-kotoran sudah biasa. Yang terpenting ialah sensasinya, bukan?

Di Mulberry Hill by The Lodge sendiri, tersedia dua pilihan paket ATV. Pertama, long-track. Treknya menyusuri kebun teh dan stroberi, berakhir di kaki gunung Burangrang. Durasinya antara satu hingga dua jam. Harganya Rp500 ribu per orang.

Kedua, fun-track. Trek ini adalah trek berputar, mirip sirkuit balapan. Di trek buatan ini, kita bisa mengendarai ATV tanpa perlu memikirkan jalan pulang. Durasinya 15 menit saja, dibanderol seharga Rp150 ribu per orang.

Bersama istri bermain ATV. (sumber: dokumentasi pribadi)
Bersama istri bermain ATV. (sumber: dokumentasi pribadi)

Saya memilih paket yang kedua. Kendati lebih singkat, tantangannya tidak kalah asyik dengan paket pertama. Ada area gundukan diikuti turunan berlumpur. Ketika tancap gas, lumpur akan bercipratan ke segala sisi. Seru!

Sambil bermain ATV, kita juga bisa memandangi pegunungan. Lengkap dengan rupa-rupa penghijauan yang memenuhi area kaki gunung.

Bukan Hanya ATV

ATV bukan satu-satunya aktivitas alam yang kami nikmati di Lembang. Tepat akhir 2021 lalu, kami sempat menikmati piknik privat di Jungle Milk, Lembang. Konsep ini unik karena menawarkan ketenangan dengan cara menyatu dengan alam.

Piknik privat di area seluas 25 hektare ini cocok bagi Anda pencinta piknik, tapi tidak punya banyak waktu untuk bermalam. Cukup membayar menu makanan, Anda bisa duduk seharian menikmati hamparan rumput hijau dan pepohonan bersama keluarga atau pasangan.

Piknik privat di Jungle Milk, Lembang. (sumber: dokumentasi pribadi)
Piknik privat di Jungle Milk, Lembang. (sumber: dokumentasi pribadi)

Sebagai bonus, karena dahulu difungsikan sebagai tempat penangkaran kuda, Anda juga bisa mengabadikan momen bersama hewan berkaki empat yang dilepas bebas di area wisata yang terletak di kawasan hutan pinus Orchid Forest Lembang ini.

Pilihan menu sajian untuk paket private picnic juga beragam. Ada menu Barbeque Puas, berisi daging iris tipis, udang, sosis, nasi, pasta, air mineral, teh, dan kopi; dibanderol seharga Rp220.000 per orang.

Ada pula menu Roasted Chicken, berupa setengah ekor ayam panggang, sayuran, kentang, nasi, buah-buahan, air mineral, teh, dan kopi; seharga Rp330.000 untuk dua orang. Kemudian Steamboat Suki dan Nasi Timbel, masing-masing seharga Rp150.000 per orang, melengkapi menu makanan yang bisa Anda pilih di Jungle Milk.

Saling suap saat piknik di Jungle Milk, Lembang. (sumber: dokumentasi pribadi)
Saling suap saat piknik di Jungle Milk, Lembang. (sumber: dokumentasi pribadi)

Kala itu, piknik privat kami pilih bukan tanpa alasan. Sebab tiga tahun sebelum itu, kami telah merasakan tenangnya berkemah di Lembang. Tepatnya di Trizara Resort, Jalan Pasir Wangi, Gudangkahirupan, Lembang.

Berbeda dengan kemah biasa, kemah yang satu ini mengusung konsep glamping, kependekan dari glamour camping. Perbedaannya terletak pada fasilitas dan layanannya.

Jika layanan dan fasilitas pada kemah biasa biasanya sangat terbatas, dengan konsep glamping, kita bisa berkemah dengan fasilitas dan pelayanan setara hotel. Sambil tetap menyatu dengan alam dan pemandangan sekitar.

Glamping di Trizara Resort, Lembang. (sumber: dokumentasi pribadi)
Glamping di Trizara Resort, Lembang. (sumber: dokumentasi pribadi)

Oleh karenanya, konsep wisata alam yang mulai populer sejak tujuh tahun terakhir ini cocok bagi Anda yang ingin merasakan sensasi berkemah, tapi tidak ingin bersusah payah. Berkemah, tapi tidak sanggup berpisah dari fasilitas yang ada di rumah. Internet, misalnya.

Konsep glamping dan ekowisata kian populer sejak pandemi melanda. Itu terbukti dari hasil survei Litbang Kompas pada Juli s.d. Agustus 2020, yang mengungkap sebagian besar wisatawan memilih jenis wisata alam sebagai destinasi favorit.

Selain ketenangan, faktor keselamatan dan kesehatan saat berwisata menjadi pertimbangan utama. Para pejalan, seperti kami, tidak ingin membawa “oleh-oleh” Covid-19 usai berwisata.

Tenang, nyaman, lengkap, dan menyatu dengan alam. Itulah yang kami rasakan ketika berkemah di Trizara Resort. Selain berkemah dan bermain api unggun pada malam hari, pada pagi harinya kami juga disodori dengan keindahan pemandangan Gunung Tangkuban Perahu dari area taman.

Memandangi Gunung Tangkuban Perahu dari Trizara Resort, Lembang. (sumber: dokumentasi pribadi)
Memandangi Gunung Tangkuban Perahu dari Trizara Resort, Lembang. (sumber: dokumentasi pribadi)

Membawa Segudang Kenangan

Selain menghadirkan ketenangan, Lembang juga membawa segudang kenangan. Tidak perlu bermalam, Lembang juga punya banyak atraksi wisata alam sehari.

Pulang dari Mulberry Hill by The Lodge, hati kami tertambat di Dago Dreampark. Area wisata yang tepat berada di Jalan Dago Giri Kilometer 2,2, Pagerwangi, Lembang ini punya banyak sekali wahana wisata. Cocok untuk liburan keluarga dan mereka yang suka memajang foto liburan di laman Instagram.

Sebut saja flying lounge, up house, anti gravity, dan masih banyak lagi. Saya pribadi penasaran dengan wahana sekaligus lokasi foto terunik, yaitu Karpet Aladdin.

Di wahana ini, kita bisa berfoto di atas “karpet terbang” berlatar pepohonan hijau, layaknya film Aladdin. Sebenarnya, karpetnya dijaga dengan tali. Jadi, tidak benar-benar terbang. Keahlian olah foto petugasnya-lah yang membuat foto kita seakan terbang di udara.

Karpet terbang di Dago Dreampark, Lembang. (sumber: dokumentasi pribadi)
Karpet terbang di Dago Dreampark, Lembang. (sumber: dokumentasi pribadi)

Harganya murah, hanya Rp30.000 saja. Dengan harga segitu, kita akan mendapatkan sepuluh foto, dijepret oleh fotografer yang bertugas. Jika ingin mendapat efek terbang, kita perlu menambah Rp5.000 per foto untuk membayar jasa edit foto.

Karpet Aladdin menandai akhir perjalanan wisata kami ke Lembang kali ini. Dari atas karpet terbang, saya begitu Bangga Berwisata di Indonesia seraya mengucapkan selamat Lebaran dan mencari ketenangan di akhir masa liburan. Sampai jumpa! [Adhi]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun