Kami pun menuruti perintah Coki. Sebab siapa pula yang tega mengotori keindahan pulau yang dianugerahi pantai bersih, pemandangan indah, dan keanekaragaman hayati ini.
Kata Coki, traveller yang bijak adalah pejalan yang tidak mengambil atau meninggalkan apa-apa di destinasi wisata kecuali dua hal. Pengalaman dan gambar.
Jalan mendaki terbilang sempit. Hanya muat dua-tiga baris saja. Meskipun begitu pemandu wisata akan siap sedia membantu wisatawan agar selalu merapikan barisan.
Di pulau ini, banyak pos-pos pemberhentian untuk menarik napas. Saya yang tidak sering mendaki pasti berhenti di tiap setopan. Menarik napas, mengisi tenaga, dan menghidrasi lagi tubuh yang keringetan dari air minum dalam tumbler.
O ya, tumbler. Wadah tempat minum ini, menurut saya, adalah peralatan wajib yang Anda bawa selama mengitari Taman Nasional Komodo. Sebab dengan membawa tumbler, artinya Anda turut serta meminimalkan penggunaan plastik.
Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengatakan, dari total 68,5 juta ton sampah nasional pada 2022, komposisinya didominasi oleh sisa makanan, plastik, dan kertas.
Jadi, dengan membawa tumbler atau wadah minum yang bisa dipakai ulang dalam setiap perjalanan wisata, kita berperan dalam menjaga kelestarian dan keindahan di tempat wisata. Catat, ya!
Pulau Padar juga terkenal dengan savana yang bisa berubah warna. Tergantung sedang musim apa Anda berkunjung. Jika Anda ke sana saat musim kemarau, warna savananya akan kecokelatan. Jika musim hujan, warnanya akan terlihat hijau.
Saya pribadi lebih suka memandangi savana di Pulau Padar dengan warna kecokelatan. Bagi saya, lebih instagrammable. Warna cokelat lebih kental dengan kesan syahdu dan tenteram ketimbang hijau.