Â
Akhirnya Rampung Juga
“Bismillah. Sudah rampung. Ayo, segera diketik!’
Akhirnya, pikir Sayuti Melik. Jam dinding menunjukkan pukul setengah tiga pagi.
Tanpa menunggu aba-aba berikutnya, Sayuti Melik langsung mengambil naskah yang ditulis tangan oleh Soekarno. Memperhatikan dengan seksama kata demi kata. Supaya tidak salah ketik saat menyalin nanti.
Teks proklamasi kemerdekaan terbilang singkat. Hanya dua paragraf. Paragraf pertama berisi pernyataan kemerdekaan. Paragraf kedua berisi sikap dan apa yang akan dilakukan bangsa Indonesia setelah menyatakan kemerdekaannya.
Meskipun hanya dua paragraf, naskah proklamasi punya peran yang sangat penting bagi sejarah bangsa Indonesia. Tonggak baru perjuangan Indonesia dimulai usai naskah proklamasi kemerdekaan dibacakan. Ibarat pintu gerbang yang memisahkan antara zaman penjajahan dengan era kemerdekaan.
Tepat pukul tiga dini hari. Akhirnya rampung juga. Tapi, semburan hormon dopamin belum terasa. Sebab tantangan berikutnya sudah menanti di depan mata.
Tantangan itu berupa menentukan jawaban atas pertanyaan semua orang. Di mana naskah proklamasi akan dibacakan?
Sukarni dan golongan pemuda menginginkan agar naskah proklamasi dibacakan di Lapangan Ikada. Agar rakyat Jakarta bisa berkumpul mendengarkan pengumuman mahapenting itu.
Tapi Soekarno menolak. Pria yang kelak diangkat menjadi Presiden pertama itu khawatir dengan potensi gangguan, gesekan, dan keamanan.