Namun, hal itu disebabkan oleh peningkatan laju inflasi, yang kemudian direspon dengan kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral.
Kondisi ini tentu jauh berbeda dengan Indonesia, yang masih "dianugerahi" laju inflasi rendah dan stabil selama 5 tahun terakhir.
Memanfaatkan Keunggulan
Seharusnya, kita mampu memanfaatkan keunggulan daya tarik investasi untuk menahan laju pelemahan Rupiah lebih dalam. Untuk menjaga daya tarik investasi, berbagai langkah lanjutan ditempuh oleh Pemerintah, BI, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pertama, mengajak eksportir untuk membawa hasil devisa kembali ke Indonesia demi meningkatkan skala usaha nasional. Ditunjang dengan berbagai kemudahan, seperti penyederhanaan perizinan melalui Online Single Submission (OSS).
Kedua, mendorong percepatan investasi di bidang pariwisata. Konkretnya, akses dan konektivitas darat dan udara menuju destinasi wisata akan terus ditingkatkan. Di antaranya adalah pengembangan Bandara Blimbingsari, Silangit, dan Yogyakarta.
Terakhir, merumuskan kebijakan makroprudensial dan mikroprudensial yang lebih akomodatif terhadap sektor properti. BI merelaksasi rasio Loan to Value (LTV). Sedangkan OJK merelaksasi perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Sinergi kebijakan ditempuh untuk mendorong gairah berinvestasi di sektor properti.
Bank Dunia dalam laporannya yang bertajuk Global Investment Competitiveness Report 2017/2018, menjelaskan bahwa faktor terpenting yang dicari investor adalah birokrasi yang transparan dan efisien. Ini yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi kita.
Virus yang menghinggapi birokrasi kita masih belum terangkat sepenuhnya. Meski berulang kali diobati, gejalanya masih kentara: lamban, minim koordinasi, korupsi-suap, dan ogah dikritik. Ditambah dengan praktik premanisme dan pungli yang tak bisa berhenti (Pungli dan Premanisme, Kompas 8 Mei 2018).
Hal tersebut yang membuat investor berpikir dua kali. Jangankan investor asing, orang kita saja masih banyak yang menyimpan dananya di luar negeri. Terbukti saat program tax amnesty digelar beberapa waktu lalu.