Sistem pendidikan Indonesia masih menerapkan jam belajar yang panjang dengan kurikulum yang cukup padat. Mengurangi waktu belajar mungkin terdengar menarik, namun ini memerlukan kurikulum yang lebih ramping dan efektif. Fokus harus diarahkan pada pengajaran yang mendalam alih-alih mencoba menjejalkan banyak materi dalam waktu singkat. Revisi kurikulum yang lebih sederhana dan fokus pada keterampilan berpikir kritis dapat menjadi langkah awal untuk mengadaptasi hal ini di Indonesia.
5. Pembelajaran Berbasis Praktik dan Eksperimen
Di Finlandia, pembelajaran tidak hanya berbasis teori, tetapi juga praktek. Misalnya, siswa diajak untuk belajar melalui eksperimen, proyek kolaboratif, dan kegiatan di luar kelas. Fokus ini membantu siswa untuk menghubungkan konsep teori dengan penerapannya dalam kehidupan nyata, sehingga mereka tidak hanya belajar untuk menghafal.
Pendidikan di Indonesia masih banyak mengandalkan hafalan, terutama dalam ujian. Mengubah metode belajar ke arah yang lebih praktikal dan berbasis eksperimen akan membutuhkan investasi besar dalam infrastruktur pendidikan, seperti laboratorium dan bahan ajar yang mendukung pembelajaran aktif. Guru juga perlu dilatih untuk menggunakan metode pembelajaran yang lebih interaktif.
Setelah melihat secara keseluruhan, sistem pendidikan di Finlandia memberikan inspirasi yang berharga bagi Indonesia dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Namun, perubahan sistem ini tidak bisa dilakukan secara instan. Dibutuhkan komitmen dan kerjasama berbagai pihak agar sistem pendidikan yang ramah, holistik, dan berkualitas dapat terwujud di Indonesia. Dengan penerapan yang hati-hati dan berkesinambungan, cita-cita pendidikan yang memanusiakan siswa bisa dicapai.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H