Mohon tunggu...
Netya Marsheli
Netya Marsheli Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengenal Flora dan Fauna Pantai Malang Selatan Bersama Impala UB

23 Desember 2016   14:49 Diperbarui: 23 Desember 2016   15:05 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan perdana orientasi umum AMED 40 yaitu pengenalan sosial ilmiah, dengan jumlah tim 20 orang dengan komposisi tim 3 Anggota Biasa, dan 17 Anggota Muda. Lokasi pengenalan sosial ilmiah ini dilakukan di Pantai Clungup, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, dan Pantai Kondang Merak, Desa Sumberbening, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang pada tanggal 10-11 desember 2016.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dari kota Malang menuju Desa Sitiarjo memakan waktu kurang lebih 2 jam 18 menit, Desa Sitiarjo ini merupakan tempat pertama yang harus dikunjungi sebelum melakukan kegiatan penanaman pohon mangrove. Kemudian ramah tamah dengan petugas CMC (Clungup Mangrove Conservation) yang dikelola oleh Pak Saptoyo untuk mendapatkan izin penanaman pohon mangrove.
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Awal kegiatan yaitu penanaman pohon mangrove harus melewati jalan bebatuan yang licin karena tergenang air tanah atau lumpur, perjalanan kali ini sangat menegangkan karena beberapa dari tim terpeleset oleh bebatuan licin itu.

Tim memarkirkan sepeda motor di parkiran dan melanjutkan perjalanan menuju pos checklist dengan jalan kaki. Di pos ini tim melakukan pembayaran tiket masuk Pantai Clungup dan checklist makanan, minuman serta obat-obatan yang mungkin menyebabkan pencemaran lingkungan pantai. Untuk tiket masuk Pantai Clungup sendiri sekitar Rp 10.000,00/orang, dan parkir motor Rp 5.000,00/orang..

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Tim menuju pantai Gatra selama 18 menit dari pos checklist selanjutnya ishoma. Kemudian saatnya tim melakukan penanaman tanaman mangrove dan materi dengan Pak Sutrisno sebagai pemandu tanam CMC.

Materi yang diberikan diantaranya sejarah, jenis mangrove, teknik penanaman tanaman mangrove, ekosistem biota disekitar tanaman mangrove, manfaat mangrove, dan pengetahuan-pegetahuan penting lainnya tentang tanaman mangrove. Untuk penanaman bibit mangrove sendiri dikenakan dana Rp 6.000,00/bibit, Pemandu Tanam Rp 75.000,00.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Tim kembali ke rumah Pak Saptoyo dengan medan perjalanan pun masih sama, bebatuan yang sangat licin. Di rumah Pak Saptoyo tim berpamitan dengan pengelola CMC. 

             Tim menuju pantai Kondang Merak kami tempuh selama 1 jam 17 menit. Tiket masuk Pantai Kondang Merak Rp 5.000,00/orang, kebersihan Rp 30.000,00, dan parkir motor Rp 5.000,00/orang. Di pantai Kondang Merak beberapa dari tim melakukan ramah tamah, sisanya membangun tenda dan memasak makanan. Cuaca saat itu sangat tidak mendukung, hujan membuat semua aktivitas tim terhambat. Pada akhirnya, tim berteduh di salah satu tempat warga untuk meneruskan aktivitas kami yaitu memasak dan makan sampai jam 20.30 WIB.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Pada hari kedua tim dalam keadaan sehat melakukan Senam Pagi Impala (SPI) bersama-sama di tepi Pantai Kondang Merak agar kesehatan tetap terjaga. 

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Sekitar pukul 09.15 kegiatan sosial ilmiah berikutnya yaitu mengamati Lutung beserta habitat dan juga cara beradaptasi lutung itu sendiri. Dengan adanya kegiatan ini kami bisa melihat empat jenis lutung yang telah dilepaskan dialam yang bebas untuk memulai beradaptasi dan mencari makan dilingkungan yang baru.

Dari kegiatan ini pula kitabisa mengetahui bahwa lutung itu sendiri ternyata mempunyai pemikiran yang sama dengan manusia, mereka juga bisa sakit, senang dan marah. Apabila lutung itu sakit, maka lutung akan pergi mencari obat sendiri untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Pada pukul 14.22 tim siap melanjutkan perjalanan ke pantai Selok untuk melakukan penanaman Keben (Barringsonia asiatika). Selama materi penanaman tanaman Keben, tim dipandu oleh Pak Parmin. Pak Parmin menjelaskan bahwa masa pertumbuhan tumbuhan keben sendiri sangatlah lama hingga ratusan tahun. Masyarakat setempat diperbolehkan untuk memanfaatkan tumbuhan tersebut tanpa mengurangi ekologi sistem keasliannya.

Tanaman Keben mempunyai satu jenis saja. Manfaatnya tanaman keben hampir sama dengan tanaman mangrove yaitu sebagai penagkal air laut, dan pengikat karbondioksida. Keben juga merupakan salah satu tanaman bahan utama dalam pengobatan mata dengan media herbal. Pak Parmin mengatakan bahwa “Tanaman ini sangat berpengaruh pada ekosistem”. Dikarenakan kondisi lokasi penanaman tanaman Keben tidak memungkinkan, tim tidak jadi menanam tanaman Keben. Untuk bibit tanaman Keben Rp 4.000,00/bibit.

Salah satu organisasi yang bekerja di Pantai Selok sebagai pengelola bidang pariwisata di sekitar pantai ialah LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan). Langkah awal mendirikan lembaga LMDH ini karena berkurangnya habitat atau hampir punahnya tanaman itu maka dengan adanya kepedulian masyarakat dapat bermanfaat bagi warga masyarakat sekitar.

Sore hari pada pukul 17.00 WIB, komposisi tim 20 orang, yaitu 3 Anggota Biasa dan 17 Anggota Muda dengan keadaan sehat melakukan perjalanan pulang menuju Universitas Brawijaya, Malang, tepatnya menuju Bravo Tenda (Sekretariat IMPALA UB). Perjalanan yang tim lewati sangat berbeda jika dibandingkan dengan jalan menuju Pantai Clungup dan Pantai Kondang Merak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun