Kegiatan perdana orientasi umum AMED 40 yaitu pengenalan sosial ilmiah, dengan jumlah tim 20 orang dengan komposisi tim 3 Anggota Biasa, dan 17 Anggota Muda. Lokasi pengenalan sosial ilmiah ini dilakukan di Pantai Clungup, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, dan Pantai Kondang Merak, Desa Sumberbening, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang pada tanggal 10-11 desember 2016.
Tim memarkirkan sepeda motor di parkiran dan melanjutkan perjalanan menuju pos checklist dengan jalan kaki. Di pos ini tim melakukan pembayaran tiket masuk Pantai Clungup dan checklist makanan, minuman serta obat-obatan yang mungkin menyebabkan pencemaran lingkungan pantai. Untuk tiket masuk Pantai Clungup sendiri sekitar Rp 10.000,00/orang, dan parkir motor Rp 5.000,00/orang..
Materi yang diberikan diantaranya sejarah, jenis mangrove, teknik penanaman tanaman mangrove, ekosistem biota disekitar tanaman mangrove, manfaat mangrove, dan pengetahuan-pegetahuan penting lainnya tentang tanaman mangrove. Untuk penanaman bibit mangrove sendiri dikenakan dana Rp 6.000,00/bibit, Pemandu Tanam Rp 75.000,00.
Tim menuju pantai Kondang Merak kami tempuh selama 1 jam 17 menit. Tiket masuk Pantai Kondang Merak Rp 5.000,00/orang, kebersihan Rp 30.000,00, dan parkir motor Rp 5.000,00/orang. Di pantai Kondang Merak beberapa dari tim melakukan ramah tamah, sisanya membangun tenda dan memasak makanan. Cuaca saat itu sangat tidak mendukung, hujan membuat semua aktivitas tim terhambat. Pada akhirnya, tim berteduh di salah satu tempat warga untuk meneruskan aktivitas kami yaitu memasak dan makan sampai jam 20.30 WIB.
Dari kegiatan ini pula kitabisa mengetahui bahwa lutung itu sendiri ternyata mempunyai pemikiran yang sama dengan manusia, mereka juga bisa sakit, senang dan marah. Apabila lutung itu sakit, maka lutung akan pergi mencari obat sendiri untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya.
Tanaman Keben mempunyai satu jenis saja. Manfaatnya tanaman keben hampir sama dengan tanaman mangrove yaitu sebagai penagkal air laut, dan pengikat karbondioksida. Keben juga merupakan salah satu tanaman bahan utama dalam pengobatan mata dengan media herbal. Pak Parmin mengatakan bahwa “Tanaman ini sangat berpengaruh pada ekosistem”. Dikarenakan kondisi lokasi penanaman tanaman Keben tidak memungkinkan, tim tidak jadi menanam tanaman Keben. Untuk bibit tanaman Keben Rp 4.000,00/bibit.
Salah satu organisasi yang bekerja di Pantai Selok sebagai pengelola bidang pariwisata di sekitar pantai ialah LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan). Langkah awal mendirikan lembaga LMDH ini karena berkurangnya habitat atau hampir punahnya tanaman itu maka dengan adanya kepedulian masyarakat dapat bermanfaat bagi warga masyarakat sekitar.
Sore hari pada pukul 17.00 WIB, komposisi tim 20 orang, yaitu 3 Anggota Biasa dan 17 Anggota Muda dengan keadaan sehat melakukan perjalanan pulang menuju Universitas Brawijaya, Malang, tepatnya menuju Bravo Tenda (Sekretariat IMPALA UB). Perjalanan yang tim lewati sangat berbeda jika dibandingkan dengan jalan menuju Pantai Clungup dan Pantai Kondang Merak.
Jalanannya lebih bagus dan lancar, meskipun kondisi malam hari yang sangat dingin tidak melemahkan tekat tim untuk pulang. Tim sampai menuju Bravo Tenda dengan kondisi baik dan komposisi tim lengkap kira-kira pada pukul 20.28 WIB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H