Transaksi nontunai di Indonesia terus mengalami perkembangan yang pesat. Berdasarkan Studi Visa Consumer Payment Attitudes, survei tahunan yang berfokus pada pertumbuhan konsumen yang melek digital dan pergeseran cara pembayaran di kawasan Asia Tenggara pada 2020, masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang paling banyak mengurangi penggunaan uang tunai selama era kenormalan baru di Asia Tenggara.
Sementara itu, data dari UOB ASEAN Consumer Sentiment Study 2020 mengungkap bahwa Indonesia menempati peringkat pertama dalam pangsa pasar layanan pembayaran nirsentuh atau sebesar 74%. Hasil tersebut kemudian diikuti oleh Singapura (70%), Vietnam (67%), Malaysia (63%) dan Thailand (50%).
Sebagai masyarakat Indonesia, kita patut berbangga. Tak dapat dipungkiri, capaian tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara si paling nontunai di Asia Tenggara.
Tahun 2023, Momen yang Tepat Indonesia Unjuk Gigi sebagai Si Paling Nontunai di ASEAN
Tahun 2023 adalah momentum bersejarah bagi Indonesia  di kawasan ASEAN. Pada tahun ini, Indonesia menjabat sebagai ketua ASEAN selama setahun, menggantikan Kamboja. "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth" menjadi tema yang diangkat dalam keketuaan Indonesia kali ini.Â
Sebagai pemegang tahta tertinggi di ASEAN, Indonesia berperan penting dalam menahkodai negara-negara Asia Tenggara dalam meraih pertumbuhan ekonomi secara bersama. Â Dengan PDB mencapai USD3.36 T pada 2021, pemerintah Indonesia pun optimis bahwa ASEAN kompeten untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia.
Untuk mewujudkannya, tentu tidak mudah. Oleh karenanya, Indonesia telah menetapkan 16 Priority Economic Deliverables (PED) yang terbagi dalam 3 Strategic Thrust yaitu Recovery-Rebuilding, Digital Economy dan Sustainability. Sebagai negara yang paling nontunai di ASEAN, Indonesia pun menerapkan strategi melalui kerja sama Regional Payment Connectivity yang dilakukan oleh Bank Indonesia.Â
Melalui kerja sama ini, masyarakat ASEAN dapat menikmati transaksi lewat QRIS antarnegara. QRIS antarnegara sendiri adalah sistem pembayaran lintas negara (cross-border payment) berbasis kode QR yang dapat digunakan untuk transaksi lintas negara.Â
Jadi, orang Indonesia dapat melakukan transaksi secara nontunai via QR Code ketika berada di negara-negara ASEAN. Pun, sebaliknya, orang dari negara-negara ASEAN juga dapat melakukan transaksi nontunai via QRIS yang tersedia di Indonesia.
Saat ini QRIS dapat digunakan sebagai metode pembayaran di 4 negara kawasan Asia Tenggara (ASEAN). BI telah sepakat menjalin kerja sama dengan empat bank sentral negara lain, yakni Bank Negara Malaysia (BNM), Monetary Authority of Singapore (Singapura), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), dan Bank of Thailand (BOT).