Mohon tunggu...
Noval Kurniadi
Noval Kurniadi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Speaking makes words, writing makes wor(l)ds

Passion is the fashion for ur ACTION. Passion without action is NO MENTION! | Kontributor wikipedia | www.valandstories.com | Novalku@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Anak Hobi Main Game Jangan Asal Dilarang, Kenali 4 Manfaat Main Game Berikut Ini

18 Oktober 2021   14:21 Diperbarui: 18 Oktober 2021   15:47 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bermain game (dok. Jeshoots.com/Pexels.com)

Dalam beberapa tahun terakhir, popularitas game di kalangan anak meningkat pesat. Tampilan grafis yang semakin menarik, paket games yang semakin beragam, ceritanya yang kian seru dan adanya kemudahan akses semudah mengunduh via smartphone menjadi faktor penyebabnya. 

Dari beberapa hal tersebut, saya pun paham kenapa Syahid dan Lillah, dua keponakan saya yang masing-masing berusia 7 dan 9 tahun hobi sekali melakukan kegiatan yang satu ini.

Meski bermain game bukan kegiatan asing lagi, sayangnya masih ada saja orang tua yang berpikiran konservatif. Mereka beranggapan bahwa anak yang bermain game itu buruk. Di pikiran mereka, game bisa membuat anak bodoh sehingga sudah selayaknya untuk dijauhi.

Padahal, aslinya tidak seperti itu. Berdasarkan penelitian malah ditemukan bahwa bermain game memiliki berbagai dampak positif bagi anak yang tidak disangka-sangka. Hal itu dikarenakan ketika seorang anak bermain video games, otaknya membutuhkan konsentrasi penuh sehingga merangsang neurotransmitter dopamin untuk bekerja.

Melalui tulisan kali ini, saya ingin berbagi tentang berbagai manfaat bermain game bagi anak yang telah saya sadur dari berbagai sumber. Ini dia 4 di antaranya:

1. Meningkatkan Literasi

Ini mungkin terlihat enggak masuk akal. Tapi percayakah kamu bahwa ternyata bermain game bisa meningkatkan literasi pada anak?

Inilah yang dibuktikan oleh penelitian dari National Literacy Trust (NLT) berkolaborasi dengan the Association of UK Interactive Entertainment (Ukie) yang mewakili perusahaan yang bekerja untuk industri video game dan perusahaan penerbitan Penguin Random House.

Dengan melibatkan sekitar 5.000 anak usia 11-15 tahun di Inggris, penelitian tersebut mengemukakan bahwa bermain video game dapat mendukung kemampuan literasi, kreativitas dan bahkan empati pada anak dan remaja.

Dari seluruh peserta yang disurvey, sebanyak 79% anak mengatakan bahwa mereka banyak membaca konten tentang video game melalui buku, ulasan, blog, komunikasi dalam permainan bahkan cerita fan-fiksi. 

Sementara itu, sebanyak 35% anak yang bermain game membuat mereka memiliki kemampuan membaca lebih baik dibandingkan sebelum bermain game.

Lebih lanjut, penelitian juga menunjukkan bahwa game dapat membuat anak menjadi lebih kreatif. Sebanyak 63% anak yang dilibatkan mengatakan bahwa mereka menulis berbagai konten terkait game, mulai dari naskah, tips untuk pemain dan ulasan.

Selain itu, sebanyak 58% anak yang disurvey juga mengatakan bahwa mereka siap untuk menulis atau mendesain video game sendiri. Sepertiganya mengatakan bahwa mereka ingin kesempatan lebih banyak untuk membaca dan menulis tentang game di sekolah.

2. Membantu Tingkat Kedewasaan Anak

Selain meningkatkan literasi, bermain game pada anak ternyata membantu tingkat kedewasaan mereka. Hal ini seperti disampaikan oleh Profesor Psikologi Universitas Oxford Andrew Przybylski.

Ia mengatakan bahwa video game mengajarkan nilai-nilai berharga tentang self-regulation atau kontrol diri. Berkat kualitas video game yang dimainkan, anak akan menyesuaikannya ke dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi praktek yang baik untuk menjadi seorang dewasa".

3. Membantu Anak Mengendalikan Emosi

Manfaat berikutnya adalah bermain game dapat membantu anak mengendalikan emosi. Hal ini diungkap oleh dr. Dyah Novita Anggraini seperti dikutip dari klikalodokter.

Anak dapat mengendalikan emosi karena saat bermain, anak diajarkan untuk tidak cemas dan tetap tenang dalam menghadapi segala level dan rintangan yang ada. Alhasil, Kondisi ini dapat membantu mengajarkan anak untuk mengendalikan emosi sehingga ia bisa menyalurkannya dengan bijak di kemudian hari.

4. Membuka Peluang Karier

Jangan langsung skeptis ketika mengetahui si anak hobi bermain game. Dengan pesatnya perkembangan eSport jaman sekarang, game sudah menjadi industri tersendiri. Faktanya, game tidak lagi jadi kegiatan untuk bersenang-senang saja, tapi juga peluang karier yang dapat mendatangkan pundi-pundi rupiah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Besarnya potensi cuan yang dimiliki di bidang eSport menjadi alasan itulah kenapa sekarang banyak anak muda yang menggeluti profesi sebagai atlet eSport profesional. Tidak hanya karena penghasilannya yang besar, namun juga karena adanya kesempatan untuk mengharumkan nama bangsa di level internasional.

Penghasilannya pun bukan kaleng-kaleng. Lewat sponsor dan berbagai kompetisi yang berhasil dimenangkan, mereka telah mendapatkan penghasilan ratusan juta rupiah, jauh lebih besar dari karyawan kantoran biasa. 

Hansel Ferdinand misalnya, atlet eSport ini berhasil mengumpulkan total penghasilan sebesar Rp1,5 Miliar. Sementara Kevin Susanto berhasil meraih penghasilan sebesar Rp977 juta. Wow!

Jika si anak berminat untuk menjadi atlet eSport, orang tua bisa bantu wujudkan dari rumah dengan memberikannya dukungan. Namun jika ingin lebih serius lagi, orang tua juga bisa memfasilitasinya dengan mendaftarkan ke akademi eSport. Jadi enggak hanya sepak bola saja yang memiliki akademinya sendiri. Bidang eSport pun juga ada akademinya lho!

Salah satu yang saya tahu adalah Limitless Esport Academy (LEAD) by IndiHome. Ini merupakan akademi eSport dengan konsep athlete enablement, yaitu memberdayakan seorang gamer (player) yang semula bermain game sebatas hobi, menjadi pemain profesional (pro player) yang bermental atlet dengan mengusung semangat berlatih tanpa batas.

Dengan mengikuti akademi eSport seperti LEAD, diharapkan nantinya akan lahir atlet eSport masa depan yang mampu melakukan aktivitas tanpa batas serta berkiprah di kancah Internasional demi mengharumkan nama bangsa.

*

Pada dasarnya, bermain game memang memiliki dua sisi mata uang. Selama tidak berlebihan dan tahu kapan waktu bermain game dan kapan melakukan kegiatan lainnya, menurut saya tidak masalah.

Sebagai kegiatan yang telah menjadi bagian dari gaya hidup, bermain game tidak bisa dipisahkan dari anak. Kuncinya terletak pada orang tua. Bagaimana orang tua hadir, mengedukasi dan memberikan arahan kepada anak agar dapat memaksimalkan dampak positif tentang video game itu lebih penting daripada sekadar melihatnya dari sisi buruknya saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun