Mohon tunggu...
Noval Kurniadi
Noval Kurniadi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Speaking makes words, writing makes wor(l)ds

Passion is the fashion for ur ACTION. Passion without action is NO MENTION! | Kontributor wikipedia | www.valandstories.com | Novalku@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Tuma

7 Maret 2020   08:47 Diperbarui: 7 Maret 2020   08:48 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nike Ardila (dok. instagram @nikeardilla_id)

***

"Panggung Sandiwara" selesai dinyanyikan. Kini si pria gondrong turun dari dalam Kopaja. Kemudian ia beralih dari satu kopaja ke kopaja lainnya. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak kopaja yang dinaikinya dan semakin banyak pula lagu-lagu yang dinyanyikannya. Seperti biasa, ia pun memperkenalkan lagu-lagunya terlebih dahulu sebelum mulai menyanyikannya. 

Hampir semua lagu yang dinyanyikan adalah lagu nasional dengan rentang waktu perilisan berbeda-beda. Mulai dari "Kolam Susu"-nya Koes Plus yang rilis pada 1973, "Oemar Bakri"-nya Iwan Fals yang rilis pada 1981, "Mantan Kekasih"-nya Sheila On 7 yang rilis pada 2006, "Jatuh Bangkit Lagi"-nya HiVi yang rilis pada 2019 bahkan hingga yang pernah viral merasuki masyarakat Indonesia yakni "Salah Apa Aku (Entah Apa yang Merasukimu)"-nya Ilir 7. 

Setiap kali si pria gondrong menyanyi, di saat itulah si mama beserta A-J selalu mendengarkan nyanyian dan musik yang ditampilkannya. Mereka selalu menikmati setiap performanya. Tak jarang mereka bahkan ikut tertawa dan menyanyi bersama. 

Begitulah kehidupan yang mereka jalani sehari-hari. Menikmati hidup dengan mendengarkan musik. Semula semua berjalan lancar saja. Sampai suatu hal terjadi 7 hari kemudian, semuanya berubah. 

Kondisi tubuh si mama yang kini mendadak melemah membuat A-J merasa khawatir. Mama bahkan merasa kesulitan dalam berjalan. Sebagai bentuk kasih sayang kepada mama, mereka pun berkumpul mengelilingi mama. 

"Ma, kenapa ma?" tanya Bo. 

"Mama baik-baik saja kan?" timpal Go secara bersamaan. 

"Ma, ada apa? Mama kok kelihatan pucat." Hima tak kalah khawatir. Seumur-umur, baru kali ini ia melihat ibunya dalam keadaan seperti itu. 

"Mama coba tarik napas dulu. Siapa tahu keadaannya jadi lebih baik." kata Albert. 

Mama memejamkan mata sejenak. Ia kemudian mencoba menarik napas sekali, lalu dikeluarkannya kembali. Ia melakukannya sampai tiga kali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun