Mohon tunggu...
Noval Kurniadi
Noval Kurniadi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Speaking makes words, writing makes wor(l)ds

Passion is the fashion for ur ACTION. Passion without action is NO MENTION! | Kontributor wikipedia | www.valandstories.com | Novalku@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"A Simple Favor", Saat Kebaikan Anna Kendrick Berujung Misteri

8 Oktober 2018   16:58 Diperbarui: 9 Oktober 2018   11:29 3172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu poster A Simple Favor (dok. FOX)

Kalau ada teman kamu minta tolong, apa yang bakal kamu lakukan?Kalau kamu bisa membantu, pasti akan melakukannya, kan?

Itulah yang dialami oleh Stephanie Smothers (Anna Kendrick) ketika diminta bantuan oleh Emily Nelson (Blake Lively). Sebenarnya Stephanie belum kenal lama dengan Emily. 

Perkenalannya pun diawali di sekolah sebagai sesama orang tua murid dari SD yang sama. Namun karena telah beberapa kali bertemu dan bahkan sempat berkunjung ke rumah Emily hingga curhat kepadanya, ia pun merasa bahwa Emily adalah sahabatnya. 

Maka begitu Emily meminta tolong kepada Stephanie untuk menjemput anaknya, Nicky (Ian Ho) karena urusan pekerjaan, Stephanie pun tidak bisa menolak. Sebenarnya Emily punya suami juga, Sean Townsend (Henry Golding). Akan tetapi, karena Sean harus ke London untuk menjenguk ibunya yang sakit, Sean tidak bisa menjemput anaknya sehingga mau tak mau harus orang lain yang melakukannya.

Stephanie saat bersama Miles, anaknya dan Nick, anak Emily (dok. FOX)
Stephanie saat bersama Miles, anaknya dan Nick, anak Emily (dok. FOX)
Di sinilah naluri keibuan Stephanie sebagai single parent dengan satu anak yang bertahan hidup dari uang asuransi suami yang meninggal karena kecelakaan timbul. Di hari H ia menjemput anaknya, Miles (Joshua Satine) dan Nick ke rumahnya.

Sebenarnya Stephanie senang-senang saja dapat membantu sahabatnya itu. Namun lantaran Emily tidak muncul-muncul dan sulit dihubungi padahal sudah dua hari sejak penjemputan Nick, perasaan itu berubah menjadi khawatir. 

Untuk memastikan bahwa Emily dalam keadaan baik-baik saja, Stephanie pun mencari tahu keberadaannya. Ia menghubungi kantor Dennis Nylon, tempat kerja Emily namun ia mendapatkan jawaban bahwa Emily berada di Miami selama beberapa hari. Ia juga menghubungi Sean. Sean pun terbang dari London ke Amerika dan kemudian mereka melaporkan peristiwa ini kepada polisi.

Pertemuannya dengan Sean setelah Emily menghilang seketika menimbulkan berbagai kepingan puzzle. Kepada detektif, Sean mengatakan bahwa Emily tidak memiliki keluarga. Namun berdasarkan cerita Emily kepada Stephanie, Emily memiliki saudara perempuan. Teka-teki lainnya adalah Emily sangat tidak suka difoto. 

Emily pernah mencoba memotretnya secara candid saat bertemu dengannya di sekolah, akan tetapi Emily malah membentaknya dan memintanya untuk menghapus foto tersebut. 

Berawal dari kebaikan sederhana (a simple favor) dari sahabat barunya untuk menjemput Nick, Stephanie kini dihadapkan dengan sebuah misteri. Jadi, dimana Emily sebenarnya berada dan apa yang sebenarnya terjadi padanya?

Thriller Berbalut Komedi atau Komedi Berbalut Thriller?

Dari segi genre disebutkan bahwa A Simple Favor adalah bergenre thriller-misteri. Dari genre tersebut, saya pun berekspektasi bahwa saya akan membayangkan adegan-adegan menegangkan dan mencekam yang membuat saya ketakutan layaknya film-film thriller seperti film I Know What You Did Last Summer, Texas Chainsaw Massacer, The Hostel atau bahkan The Prey: Strangers. Pasti deh nanti ada kekerasannya, ada darahnya atau bahkan ada korbannya. Pokoknya bikin kita bergidik ngeri deh!

Namun berbeda dengan film-film yang disebutkan di atas, film berdurasi 117 menit yang diangkat dari novel karya Darcey Bell dengan judul yang sama ini menawarkan sesuatu yang berbeda. 

A Simple Favor adalah film thriller yang aman untuk ditonton bahkan bagi seorang penakut dan sensitif dengan darah sekalipun. Adanya berbagai adegan jenaka sepanjang film membuat para penonton termasuk saya tertawa terpingkal-pingkal dari awal hingga akhir. 

Saya pun jadi mikir ini film thriller berbalut komedi atau thriller berbalut komedi? Dibilang thriller tapi bikin ketawa. Dibilang komedi, tapi memiliki suspens dan dibuat deg-degan.

Sumber utama komedi ini tak terlepas dari peran Stephanie sebagai vloger. Kebiasannya memosting vlog-vlog dengan cara live streaming membuat seisi bioskop tertawa. Selain karena selalu mengawali videonya dengan sapaan "Hi moms!", Stephanie juga kerap memosting vlog tentang hal-hal sederhana yang dialaminya. 

Stephanie, orang tua tunggal yang hobi ngevlog. Bahkan kasus Emily pun ia buatkan vlog secara berseri! (dok. FOX)
Stephanie, orang tua tunggal yang hobi ngevlog. Bahkan kasus Emily pun ia buatkan vlog secara berseri! (dok. FOX)
Misalnya saat ia berkenalan dengan Emily, membuat gelang persahabatan bahkan hingga tips membuat jus kesehatan. Ia bahkan selalu update tentang perkembangan Stephanie lho dan pasti deh selalu ada saja subscriber dia yang komen di video yang diupdatenya! Gaya bahasanya yang tampak polos membuat para penonton tergelitik untuk tertawa, tak terkecuali dengan saya.

Kontrasnya sifat antara Stephanie dan Emily juga menjadi hal menggelitik lainya. Stephanie adalah orang yang enggak enakan dan takut menyinggung orang lain, sedangkan Emily adalah orang yang blak-blakan dan tak jarang berkata-kata kasar.

Saking takut menyinggung orang lain, saat berkunjung ke rumah Emily, Stephanie bercerita kepadanya bahwa ia punya tabungan 'upsy'. Keluarganya adalah keluarga yang pantang berbicara kata-kata kasar. 

Maka setiap kali ia keceplosan berkata kasar, ia secara refleks akan berbicara upsy dan sebagai hukumannya, harus meletakkan sejumlah uang pada tabungan 'upsy'. Kebiasannya ini bahkan menurun kepada anaknya, Miles.

Hal lucu lainnya juga tampak pada tiga teman Stephanie dan Emily lainnya. Di sekolah, Stephanie juga punya tiga teman yang juga merupakan orang tua murid. Yang menarik, setiap kali Stephanie berurusan dengan Emily, ketiga teman ini selalu muncul dan pasti deh selalu ngomongin mereka dari belakang. Adegan gosipin Stephanie ini tentu saja mengundang gelak tawa.

Kejenakaan juga ditunjukkan ketika Anna Kendrick menyebutkan nama "Indonesia" dalam salah satu adegan. Walau bermakna kurang bagus, penyebutan negara kita di film ini membuat seisi bioskop tertawa saat mendengarnya.

Dari segi alur, A Simple Favor memiliki alur yang kompleks seperti kepingan-kepingan puzzle. Kelewatan sedikit saja maka kita akan kehilangan informasi tentang alur cerita yang sesungguhnya karena setiap adegan akan memberi kita petunjuk tentang fakta sebenarnya tentang kasus kehilangan Emily.

Sekilas sih alur yang rumit bikin kita pusing. Tapi adanya kombinasi antara penonton dibuat degdegan karena kita seakan menjadi detektif dari kasus hilangnya Emily dan tertawa ngakak karena tingkah polosnya Stephanie membuat tiap adegan di film ini menarik untuk diikuti dari awal hingga selesai. Apalagi kualitas akting Anna Kendrick sebagai tokoh utama patut diacungi jempol.

Bagi yang ingin film penuh aksi kejar-kejaran, bunuh-bunuhan atau bahkan penuh dengan tembak-tembakan, jelas film ini bukan jawabannya. 

Namun bagi yang ingin dibuat deg-degan tapi juga pengen mengocok perut dengan jalan cerita yang tak tertebak, A Simple Favor bisa menjadi pilihan. Terlebih Rotten Tomatoes telah memberikan nilai 85% untuk film ini. A Simple Favor tayang di bioskop-bioskop Indonesia pada Oktober 2018. 

Skor: 8.5/10

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun