Wakanda seolah menjadi pesan bahwa orang-orang Afrika atau berkulit hitam yang biasanya dipandang sebelah mata justru mampu menjadi negara dengan peradaban dan teknologi yang tinggi, bahkan mengalahkan negara dengan penduduk mayoritas penduduk kulit putih. Black Panther seakan menjadi harapan bahwa suatu hari nanti negara-negara Afrika mampu bangkit dari menjadi negara yang maju. Ini isu yang sensitif sebenarnya namun di titik ini saya merasa Ryan Coogler telah sukses menjadi sutradara.
Tidak ada film yang sempurna. Begitu pun dengan Black Panther. Untuk mencairkan suasana, Black Panther diselipi dengan beberapa adegan joke. Sayangnya, sebagian besar adegan-adegan jokeini terkesan tidak natural dan cenderung 'maksa'. Adegan jokeyang membuat saya tertawa lepas sih ada, namun hanya sedikit. Kekurangan lain menurut saya adalah kurang fokusnya konflik utama yang ingin dibahas.Â
Entah mengapa saya merasa konflik berupa pencurian artefak di London kurang begitu penting karena bukan itu poinnya. Saya merasa akan lebih baik jika Ryan Coogler lebih mengambil porsi lebih besar pada masalah perebutan tahta yang dalam film justru baru muncul pada bagian akhir. Jika
Kendati pada bagian pembukaan film saya sempat bingung dengan jalan ceritanya, secara keseluruhan saya puas dengan film berdurasi 2 jam 14 menit ini. Saya bahkan ingin menontonnya kembali jika ada kesempatan lagi. Dari skala 1-10, saya beri nilai 7.5 untuk film ini. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Tayang dengan Format ScreenX
Ada yang menarik dari penayangan Black Panther. Black Panther tak hanya hadir dalam format regular, namun juga format ScreenX lho! Format ini tayang di 3 benua berbeda, mulai dari Amerika Serikat, Turki, Vietnam, Tiongkok, Thailand, Jepang dan tentu saja Indonesia.
ScreenX adalah teknologi tampilan layar perak yang mempunyai system multi-proyeksi dengan 270 derajat tampilan layar panoramik. Pada versi reguler biasanya kita hanya menonton di layar saja. Nah, pada format ScreenX kita juga bisa melihat tampilan film pada sisi kanan dan kiri bangku penonton. Dengan format ini, kita pun akan memiliki pengalaman menonton yang berbeda daripada biasanya.
"Dunia Wakanda diterjemahkan dalam format ScreenX memberikan pengalaman menonton yang berkesan bagi para penonton dengan teknologi panoramik." Jelas Dave Hollis, Presiden dari Theatrical Distribution, The Walt Disney Studio.
Perlu diketahui, tidak semua film memiliki format ScreenXnya. Di Indonesia sendiri baru ada 4 film yang ditayangkan dalam format screenX yang tayang sejak diresmikan 26 Mei 2017 di CGV. Keempat film tersebut adalah Pirates of The Carribean: Salazar's Revenge, Battleship Island, Kingsman: The Golden Circle dan tentu saja Black Panther. Black Panther sendiri adalah film Marvel pertama yang mengusung format ScreenX. Harga tiket untuk format ScreenX bervariasi, dari paling murah Rp70.000 hingga termahal Rp100.000 tergantung hari penayangan.