Ternyata ini bukan soal atlet lari atau bukan, terbiasa berlari atau bukan, melainkan menyebarkan semangat pantang menyerah, lebih tepatnya pantang menyerah dalam melawan diri sendiri. Nah, berlari adalah salah satu medianya. Asisten Wakil Presiden CSR (Corporate Social Responsibility), Maristella Haryanti menjelaskannya lebih lanjut, "Tagline 'Never Give Up' adalah bagaimana kita mengalahkan diri kita sendiri, sebagai contoh lomba lari ini bagaimana kita melawan rasa lelah dan emosi."
Berbicara tentang tagline Jakarta Mandiri Marathon 2017 membuat saya teringat dengan pengalaman saya saat ikutan kegiatan lari beberapa tahun lalu. Eits, jangan salah, gini-gini saya pernah ikutan kegiatan lari lho. Haha. Pada 2012 saya menjadi salah satu dari 50 peserta Run Rhino Run, sebuah kegiatan lari 10 km di Ujung Kulon, Banten yang diselenggarakan oleh WWF Indonesia dalam rangka mendukung upaya konservasi populasi badak Jawa yang semakin langka.
Saya tidak punya latar belakang dalam bidang lari. Jangankan lari 10 km, 1 km saja saya udah ngos-ngosan. Kendati demikian lari benar-benar membuat saya berjuang melawan diri sendiri. Bagaimana saya melawan rasa malas, capek, ingin cara yang instan dan sebagainya. Akhirnya dengan semangat 'Never Give Up' yang saya kobarkan, saya dapat mencapai garis finish. Saya membayangkan, bagaimana kalau saya itu sebaliknya alias saya mudah menyerah? Boro-boro sampai garis finish, nyasar di Ujung Kulon sampai sekarang iya.
Maka, saya percaya bahwa 'Never Give Up' dalam Mandiri Jakarta Marathon 2017 bukan sekadar slogan. Ia adalah pesan kepada seluruh dunia untuk terus berusaha dan memberikan yang terbaik. Kalau jatuh, ya bangkit dan lari lagi. Terus berlari, berlari dan berlari sampai mencapai garis finish. Intinya pantang menyerah selama apapun kita mencapai garis finish dan sebanyak apapun kita terjatuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H