Mohon tunggu...
Noval Kurniadi
Noval Kurniadi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Speaking makes words, writing makes wor(l)ds

Passion is the fashion for ur ACTION. Passion without action is NO MENTION! | Kontributor wikipedia | www.valandstories.com | Novalku@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Komitmen Palyja demi Air Jakarta

18 November 2016   23:59 Diperbarui: 19 November 2016   00:46 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Lebih Dekat di Taman Kota 

Suasana di IPA Taman Kota (dok. pribadi)
Suasana di IPA Taman Kota (dok. pribadi)
Banyak orang mengatakan bahwa praktek itu lebih mudah dipahami daripada teori. Selama berada di IPA Pejompongan dan dijelaskan soal proses pengolahan air, saya belum ada bayangan mengenai bagaimana rupanya.

Jangan-jangan bayangan saya salah! Beruntung kegiatan kali ini tidak hanya berupa kompasiana nangkring, tapi juga kompasiana visit. Kunjungan tim kompasianer ke IPA Taman Kota memberi saya kesempatan untuk mengenal lebih dekat tentang proses pengolahan air. Saya termasuk salah satu yang beruntung menjadi salah satu bagian dari kunjungan kompasiana beberapa waktu lalu.

Kunjungan ini dilaksanakan setelah pemaparan materi di IPA Pejompongan. Tak usah khawatir soal bagaimana kami bisa tiba di IPA Taman Kota. Kompasiana telah menyediakansebuah bus untuk menuju ke sana.

Setibanya di IPA Taman Kota, ternyata kami tidak bisa langsung berkeliling begitu saja. Kami harus menggunakan helm sebagai salah satu SOP dan juga harus dipandu oleh seorang karyawan PALYJA. Seharusnya kami semua kompasianer dapat berkeliling secara langsung. Namun karena keadaan IPA Taman Kota yang tidak lebih besar daripada IPA Pejompongan, kami pun dibagi menjadi dua sesi. Saya, termasuk salah seorang kompasianer yang kebagian di sesi pertama.

IPA Taman Kota (dok. pribadi)
IPA Taman Kota (dok. pribadi)
Melakukan 'study tour' di IPA Taman Kota membuat saya dapat memberikan kesempatan untuk diri sendiri dalam memperkaya wawasan. Nyatanya, banyak hal baru yang saya dapatkan di sana. Tidak hanya sekadar teori yang hanya bisa dibayang-bayang di otak, melainkan teori yang bisa dilihat secara nyata. Saya jadi tahu, "Ooooh, begini toh prosesnya". Atau.. "Oooh begini toh bentuknya.".

Selain melihat berbagai alat atau benda yang tidak biasa saya temukan dalam kehidupan sehari-hari, saya juga melihat secara langsung bagaimana proses pengolahan air di IPA Taman Kota. Tahapannya sebagai berikut; 1) Penerimaan air baku, 2) Proses koagulasi dan flokulasi, 3) Sedimentasi dan pengendapan, 4) Biofiltrasi, 5) filtrasi dan 6) Desinfeksi.

Turbidimeter, untuk mengecek PH dan jumlah klorin (dok. pribadi)
Turbidimeter, untuk mengecek PH dan jumlah klorin (dok. pribadi)
Pada tahap pertama proses yang terjadi adalah masuknya air baku ke IPA Taman Kota dari Sungai Cengkareng Drain. Jarak intake atau pintu masuk air pada IPA Taman Kota adalah berjarak kurang lebih 1,5 km. Kemudian setelah airnya masuk, berlanjutlah ke tahap kedua, yakni koagulasi dan flokulasi. Pada tahap ini terjadi proses pengadukan cepat dengan menggunakan koagulan (zat kimia tertentu) dengan tujuan agar partikel-partikel padat dalam air saling bertemu dan membentuk flok-flok (gumpalan halus).

Di saat terbentuk flok, maka terjadilah flokulasi. Pengadukan berlangsung secara lambat agar flok yang ada dapat lebih gampang mengendap. Kemudian hasil dari flokulasi harus dipisahkan antara lumpur dan air bersih dengan bantuan plate settler, lalu berlanjut biofiltrasi seperti yang dijelaskan di atas. Agar penyaringannya lebih sempurna, dilakukan proses filtrasi, yakni penyaringan sisa partikel padat yang bisa saja masih terbawa dengan menggunakan media pasir silika. Terakhir, penghapusan bakteri di dalam air dengan menggunakan zat kimia Klorin. Setelah semua tahapan itu selesai, baru deh air menjadi lebih bersih dan siap didistribusikan ke para pelanggan.  

Komitmen PALYJA

Sebenarnya saya berharap kunjungan ke IPA Taman Kota berlangsung lebih lama. Namun apa daya, waktu tidak mengizinkan. Terlepas dari berbagai masalah yang terjadi dalam air Jakarta, saya mengapresiasi kinerja PALYJA. PALYJA ternyata tidak hanya fokus pada teknologi pengolahan air saja namun juga layanan kepada masyarakat. Sejauh ini, PALYJA telah membangun 58 kios air dan master meter untuk melayani 70.000 warga. PALYJA juga telah membuat 245 public hydrants untuk melayani 73.500 warga Jakarta dan bahkan bekerja sama dengan Bank Dunia lewat GPOBA (Global Partnership on Output Based Aid).

Sampai di sini saja? Tentu saja tidak! PALYJA juga memanjakan pelanggan dengan layanan call center 24 jam yang bisa dihubungi lewat 2997 9999. Sms: 0816 725 952. . Menurut Ibu Meyritha, layanan 24 jam bahkan  tidak ditemukan di Eropa loh. PALYJA menjadi salah satu pelopornya. PALYJA juga memiliki 23 partner yang memiliki ribuan loket untuk mempermudah pembayaran tagihan air. Online meter reading dan bill on spot menjadi layanan lainnya. Dari berbagai layanan yang tersedia menjadi bukti bahwa inilah komitmen PALYJA untuk air Jakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun