Desahan ku bersahut-sahutan nikmati tiap centi pelanggaran
Ranjang berdecit seirama dengan sodokan-sodokanku pada kepalsuan
Melempar leguhan panjang saat puncak catur politik dimainkan
Berdesir aliran darahku tika rangsangan wacana-wacana gila diucapkan
Goyangan binal kampanye hitam mendistorsi sudut pandang
Kebohongan di pertontonkan bak cairan pelumas kian membanjir
Menggelinjang tak kuasa menahan kenikmatan debat sial lagi keliru
Klimaks dengan semburan dahsyat benih-benih penderitaan hangat
Aku....
Kamu...
Dia....
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!