Terseok tapak pecah berdarah...
Mengiris derita dalam dekap tembok batas
Menatap dalam arah mata buta tak berkelopak
Renta letih jerat pedih jerit serapah
Aku tunduk pada Tuhan yang beri aku makan
Aku hanya sembah Tuhan yang beri aku minum
Nafas tak sampai jengkal, waktu tak beri jeda
Berpacu dengan jarum terkutuk tak berhenti berputar
Turun jalan kau kan lihat pemungut receh bersaing
Bukan mereka tak berbudi, tapi perut tak bisa toleransi
Turun jalan jangan bungkus mata mu dengan sutra
Keping receh yang kau anggap sial itu penyambung nyawa
Hingga malam tiba mata terkunci dalam mimpi angan tinggi
Tak peduli pada nyata dunia terus bersolek megah Â
Isi kepalanya terbang jauh pada pertanyaan pedih
Apakah esok bisa makan? Jangan lupa jatahku Tuhan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H