Cipt. Nyak Oemar Ayri
Aspal jalanan panas berdebu rusak tapak rusak jejak
Pagi buta manusia berselimut manja, kau berbeda
Telusuri jalan demi masa yang mengancam nyata
Semua abaikan saja, banyak jiwa yang ditanggungnya
Jika raja ditakdirkan indah atas tahta kemuliaan
Kau tertipu dalam pandangan, itu fatamorgana
Aku berulang kali menyimak derai kasih cerita
Jarang terdengar berita kasih ia yang tersembunyi
Panas mentari menyiksa, bukan alasan berputus asa
Menghapus rasa sakit yang ia ingat hanya anak-anaknya
Terus usaha pada jalan kebenaran, doanya membelah lidah
Tangan kotor nan kasar, jadikan api enggan membakar
Tapak yang berikan jejak kembali tika larut malam tiba
Tak sempat bercanda menabur kasih pada buah cintanya
Bukan benci apa tak sayang pada si kecil menyejukkan mata
Sejengkal di bawah dada menuntut paksa diisi setiap masa
Ayah... Tapakmu yang kering, kotor, pecah cukup jadi bukti
Ayah... Jejak yang kau tinggalkan jadi harapan jauh ke depan
Meski surga tak disuratkan pada telapak kaki kau Ayah
Tapi aku yakin, Tuhan menghitung setiap langkah yang kau buat
Berperang melawan kejamnya hidup, memberi secercah senyum
Langkahmu adalah nyawa dalam roda hidup keluarga
Jika masa tiba sayapmu patah kaki tak lagi melangkah
Jangan risau Ayah... Anakmu sudah terdidik dan kau panutannya
Tak usah merasa kesal, jangan menyesal rasa-rasa tak berguna
Tapak jejak kau buat, ku ambil sebagai warisan mahal tak ternilai harga
Jika saja kau melepaskan, tak bersedia pada aku bagian darimu
Mustahil ku tahu tanggung rasa, kuat usaha tidak berputus asa
Tapak jejakmu pelajaran berharga,
Terima kasih Ayah....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H