Mohon tunggu...
Naila Kemalasary
Naila Kemalasary Mohon Tunggu... Mahasiswa - 22107030103 Ilmu Komunikasi - UIN Sunan Kalijaga

cat enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ini Dia Caranya Melewati Fase Patah Hati dengan Cepat, tapi Tanpa Tergesa!

16 Juni 2023   07:00 Diperbarui: 16 Juni 2023   07:12 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari sekian banyak sobat kompasianer disini, pasti ada salah satu dari kalian yang sedang dalam hubungan romantis dengan orang yang kalian sayang kan?

Ciee pacaran cie~~

Pacaran adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan hubungan romantis antara dua orang yang memiliki ketertarikan, keterlibatan emosional, dan komitmen satu sama lain. Dalam pacaran, pasangan yang terlibat biasanya menghabiskan waktu bersama, melakukan kegiatan bersama, dan membangun ikatan emosional yang lebih dalam.

Saat menjalin hubungan pacaran dengan seseorang tentu banyak pengaruhnya terhadap diri kita walaupun pasangan kita. Bisa berupa dukungan emosional, lalu jika hubungan berjalan dengan sehat, pasangan bisa saling mendorong untuk tumbuh dan berkembang secara pribadi, mendapatkan dukungan, merasakan rasa kasih sayang, dan merasakan kebersamaan dengan pasangan yang akhirnya dapat memberikan kebahagiaan dan kepuasan hidup yang lebih tinggi.

Atau bisa juga sebaliknya, ketidakseimbangan antara waktu yang dihabiskan dengan pasangan yang membuat kita lalai akan tanggung jawab lainnya, seperti pekerjaan, keluarga, dan teman-teman, lalu ketergantungan emosional pada pasangan yang dapat menghambat perkembangan pribadi, kebebasan individu, dan kemandirian, lalu pastinya dalam hubungan pacaran tidak selalu berjalan mulus, dan konflik serta pertengkaran bisa terjadi. Dari sini, kita bisa merasakan ketidaknyamanan bahkan sampai stress. Lalu dari pertengkaran ini, besar kemungkinan hubungan akan berakhir, kemudian hal ini menuntun kita ke dalam fase patah hati yang dapat menyebabkan stres emosional, kecemasan, merasa kehilangan, bahkan depresi. Dan perlu diingat, efek ini berkepanjangan loh kompasianer!


Nah, terus gimana caranya agar kita dapat melalui fase tersebut dengan cepat, tapi tanpa tergesa? Simak terus artikel ini sampai akhir ya!

Tentu saja, setiap orang memiliki dinamika yang berbeda, jadi fase patah hati ini dapat bervariasi. Penting untuk memberi diri waktu untuk menyembuhkan dan mendukung diri sendiri selama proses pemulihan ini, tetapi ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk membantu pemulihan.

1)Beri diri waktu untuk menyembuhkan
Berikan diri waktu dan ruang untuk merasakan dan memproses emosi yang muncul setelah putus cinta. Akui perasaan-perasaan tersebut, baik sedih, marah, kecewa, atau merasa sendirian. Jangan terburu-buru untuk sembuh, karena pemulihan memang membutuhkan waktu.

2)Temukan dukungan sosial
Cari dukungan dari keluarga, teman, atau orang-orang terdekat. Berbagi perasaan dan pengalaman dengan orang lain dapat membantu mengurangi beban emosional yang dirasakan.

3)Jaga kesehatan fisik dan mental
Makan dengan sehat, tidur cukup, dan lakukan olahraga secara teratur. Hindari menghindar atau menggunakan zat-zat tertentu, seperti alkohol atau obat-obatan.

4)Berikan ruang untuk refleksi dan belajar
Pertimbangkan apa yang telah dipelajari dari pengalaman ini dan bagaimana caranya agar kita dapat tumbuh dan berkembang dari pengalaman tersebut. Fokus pada peningkatan diri dan jangan biarkan trauma membatasi potensi diri di masa depan.

5)Temukan kegiatan yang menyenangkan dan membangun kembali rutinitas
Cari hobi atau kegiatan yang membuat kita bahagia dan terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang dapat membuat kita tersibukkan. Bangun kembali rutinitas Anda dan temukan cara-cara baru untuk menikmati hidup.

6)Cari bantuan profesional jika diperlukan
Jika merasa terjebak dalam trauma atau kesulitan mengatasi perasaan setelah putus cinta, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau terapis. Mereka dapat memberikan dukungan dan alat yang diperlukan untuk mengatasi trauma tersebut.

Ingatlah bahwa setiap orang memiliki waktu pemulihan yang berbeda, dan penting untuk memberi kesempatan diri untuk menyembuhkan dengan caranya sendiri. Jika trauma atau kesulitan emosional berlanjut atau memburuk seiring berjalannya waktu, segera cari bantuan professional ya sobat kompasianer!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun