Mohon tunggu...
Naila Kemalasary
Naila Kemalasary Mohon Tunggu... Mahasiswa - 22107030103 Ilmu Komunikasi - UIN Sunan Kalijaga

cat enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apakah Menjadi People Pleaser Membuat Kita Bahagia? Begini Cara Memberhentikannya

14 Juni 2023   14:00 Diperbarui: 14 Juni 2023   14:09 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: getty images mikroman6

People pleaser adalah seseorang yang memiliki kecenderungan kuat untuk selalu ingin menyenangkan orang lain dan mendapatkan persetujuan dari mereka. Orang yang cenderung menjadi people pleaser akan mengorbankan kebutuhan, keinginan, dan batasan pribadi mereka demi membuat orang lain bahagia atau puas. Mereka sering kali sangat sensitif terhadap reaksi dan harapan orang lain, dan cenderung menghindari konflik atau ketidaksetujuan.

Walaupun memiliki sifat people pleaser tidak selalu negatif, terlalu mengorbankan diri sendiri demi kepuasan orang lain dapat berdampak negatif pada kesejahteraan dan kebahagiaan pribadi. Penting bagi seseorang yang memiliki kecenderungan ini untuk memahami pentingnya menjaga keseimbangan antara kebutuhan pribadi dan keinginan orang lain, serta untuk belajar menetapkan batasan yang sehat dalam hubungan mereka dengan orang lain.

Namun, apakah menjadi people pleaser akan tetap bahagia walau dirinya sendiri tidak diproritaskan?

Orang yang menjadi people pleaser tidak selalu merasa bahagia secara konsisten. Meskipun mereka mungkin mendapatkan kepuasan singkat dari menyenangkan orang lain, kebahagiaan yang sejati sering kali terkait dengan kepuasan diri dan kepuasan pribadi. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kebahagiaan seseorang yang menjadi people pleaser:

1.Kehilangan Kepuasan Diri
Fokus yang berlebihan pada menyenangkan orang lain seringkali berarti mengabaikan kebutuhan dan keinginan pribadi. Jika seseorang terus-menerus mengorbankan kebutuhan diri mereka sendiri demi kepuasan orang lain, mereka mungkin merasa tidak puas dan kehilangan kebahagiaan pribadi.

2.Rendahnya Penghargaan Diri
People pleaser sering mencari validasi dan persetujuan dari orang lain sebagai sumber penghargaan diri. Namun, ketika kebahagiaan dan penghargaan diri bergantung sepenuhnya pada orang lain, mereka mungkin mengalami tingkat penghargaan diri yang rendah saat tidak mendapatkan persetujuan atau penerimaan yang mereka cari.

3.Ketergantungan pada Opini Orang Lain
People pleaser cenderung sangat memperhatikan opini dan harapan orang lain. Jika mereka terlalu bergantung pada persetujuan orang lain untuk merasa bahagia, mereka bisa merasa tidak stabil dan cemas ketika tidak mendapatkan dukungan atau pujian yang mereka harapkan.

4.Kehilangan Identitas Pribadi
Terlalu fokus pada kepuasan orang lain dapat menyebabkan kehilangan identitas pribadi. Jika seseorang tidak menghargai dan memenuhi kebutuhan diri mereka sendiri, mereka mungkin merasa kebingungan atau merasa seperti "hidup untuk orang lain". Ini dapat mengurangi tingkat kebahagiaan jangka panjang.

5.Ketidakseimbangan dalam Hubungan
People pleaser sering kali menarik hubungan yang tidak seimbang, di mana mereka memberikan lebih dari yang mereka terima. Hal ini dapat menghasilkan rasa ketidakpuasan dan frustrasi, yang berdampak negatif pada kebahagiaan mereka.

Namun, penting untuk dicatat bahwa setiap orang dan mempunyai situasi dan indikasi kebahagiaan yang unik. Beberapa people pleaser mungkin merasa bahagia dengan peran mereka dalam memberikan kepuasan kepada orang lain, terutama jika itu sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan hidup mereka. Tapi, untuk mencapai kebahagiaan yang sejati, penting bagi seseorang yang menjadi people pleaser untuk menemukan keseimbangan antara menyenangkan orang lain dan memperhatikan kebutuhan dan kebahagiaan pribadi mereka sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun