Saya jumpai Habib Saggaf lagi duduk di ruangannya dengan tenang dan penuh karismatik. Mengucapkan salam dan mencium tangan Habib Saggaf sambil menerka-nerka apa kiranya maksud dari mimpi saya semalam.
"Iqra!" seru Habib Saggaf dengan telunjuk yang mengarah pada salah satu kitab.
Kitab Matn Al jurumiyyah, karangan al-Imam ash-Shanhaji. Salah satu kitab dasar gramatikal Arab yang cukup tipis tapi butuh bimbingan untuk bisa membacanya. Kalau macam saya ini, yang huruf Arabnya saja sudah lengkap dengan tanda baca tapi masih juga tidak becus bacanya, membaca kitab ini mungkin mustahil bagi saya. Yang mondoknya saja tidak selesai ini.
"Tapi, Bib...." Sangga Dede dengan penuh cemas dan tidak percaya.
"Iqra!" seruh Habib Saggaf lagi.
"Kalian bayangkan, saya yang tergolong murid yang suka membangkang ini, yang duduknya paling belakang, disuruh baca kitab matan al Ajurumiyah."Â
"Tapi dengan terpaksa, saya bisa membaca kitab gundul itu dengan lancar meskipun masih belum menguasainya" tutur dede dengan penuh ekspresi juga intonasi yang pas.
"Itu salah satu karomah Habib Saggaf yang saya alami langsung."Â
Saya cukup khidmat mendengar kisah dari salah satu murid Almarhum Saiyid Habib Saggaf bin Muhammad Al Jufri sembari membatin, Subhanallah.
Selamat jalan Guru, Habib Saggaf bin Muhammad Al Jufri. Semoga Allah SWT mengkaruniai rahmat dan kasih sayangnya dan ditempatkan di tempat para alim ulama. Lahul Fatihah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H