Mohon tunggu...
Nizwar Syafaat
Nizwar Syafaat Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Ekonomi Syariah dalam Pusaran Angin Neolib dari Bali

12 Agustus 2018   21:10 Diperbarui: 12 Agustus 2018   21:20 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Selanjutnya ditunjuknya Indonesia sebagai tuan rumah "World Bank-IMF Annual Meetings" di Bali, merupakan suatu kehormatan dari institusi penggagas neolib World Bank dan IMF untuk Indonesia dan hanya sedikit sekali negara berkembang diberi kehormatan seperti itu kecuali negara tersebut berkomitmen terhadap ekonomi neolib.

Pengurangan subsidi BBM era Jokowi dengan akselerasi yang lebih cepat dibanding pemerintah sebelumnya dan mendapat pujian dari IMF karena dengan pengurangan subsidi BBM dipastikan biaya produksi meningkat dan industri Indonesia akan kalah bersaing dengan industri yang sama yang datang dari luar negeri.

Akselerasi pembangunan infrastruktur yang meluas melalui pembiayaan utang, menurut analisis saya diluar kapasitas optimal institusi ekonomi, diikuti dengan penghapusan segala bentuk hambatan keluar masuk barang di pabean, mendorong berkembangnya ekonomi pasar global secara meluas dan mendalam dipelosok tanah air.

 Meningkatknya aliran investasi ke Indonesia terutama di pasar uang menggairahkan pasar saham sebagai tempat pemegang uang mencari rente atau bunga uang (uang mencari uang).

Ekonomi Syariah versus Ekonomi Neolib

Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (QS 2:275). Menurut saya perbedaan mendasar antara ekonomi syariah dengan ekonomi neolib adalah bunga. Ekonomi syariah melarang bunga atas uang, sedangkan ekonomi neolib sebaliknya.

Kegiatan jula beli (bisnis) membutuhkan uang. Ketika diperlakukan bunga atas uang maka uang menjadi barang langka. Tidak semua orang memiliki kemampuan melakukan kegiatan bisnis karena tidak punya. Selain itu keuntungan dari kegiatan bisnis tidak semua dapat dinikmati oleh pelaku bisnis karena sebagian keuntungan digunakan untuk membayar bunga.

Kalau bunga diharamkan dalam kegiatan bisnis, maka semua orang bisa melakukan kegiatan bisnis karena uang bukan barang langka, dan seluruh keuntungan dari kegiatan bisnis sepenuhnya dimiliki oleh pelaku bisnis.

Karena seluruh lapisan masyarakat memiliki peluang yang sama untuk melakukan kegiatan bisnis maka akan terjadi distribusi pendapatan secara merata antar lapisan masyarakat.

Benar Firman Allah "dan Dialah yang memberi kekayaan dan mencukupkan (QS 53:48)". Allah hanya memberi kekayaan dan kecukupan bukan kemiskinan. Yang membuat kemiskinan di dunia adalah manusia sendiri karena menciptakan bunga uang yang berimplikasi pada kelangkaan uang. 

Dengan demikian ekonomi neolib tidak mungkin mampu mengentaskan kemiskinan. Terbukti selama 3.5 tahun pemerintahan Jokowi, kemampuan mengentaskan kemiskinan lebih rendah dibanding pemerintah sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun