Mohon tunggu...
Nizwar Syafaat
Nizwar Syafaat Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Allah Mengajarkan Dialektika Kesabaran

27 Mei 2018   11:38 Diperbarui: 27 Mei 2018   11:41 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

"Kisah Nabi Yunus as ini memberikan inspirasi kepada kita bahwa diperlukan proses dialektikan dan kesabaran dalam berdakwah, dan bermusyawarahlah dalam setiap menghadapi masalah diikuti dengan keyakinan akan curahan rahmat dan kasih sayang Allah agar diberikan petunjuk dalam mengambil keputusan seperti yang dilakukan Raubil orang alim yang bijaksana"........ begini kisahnya:

Allah tidaklah pernah membatalkan siksa (terhadap suatu kaum) kecuali terhadap kaum Nabi Yunus as. Nabi Yunus as. tidak bersabar menyeru kaumnya untuk beriman lalu mendo'akan kebinasaan terhadap kaumnya. Tatkala itu, di dalam kaum Nabi Yunus as. terdapat dua orang laki-laki, satu ahli ibadah dan satunya lagi orang 'alim.

Dialog Allah dengan Nabi Yunus.  Allah mewahyukan kepadanya, "Sesungguhnya di antara mereka itu terdapat perempuan yang sedang mengandung, bayi, anak kecil, orang tua laki-laki yang sudah tua, dan perempuan yang lemah, sedangkan Aku adalah Hakim Yang Maha Adil. Rahmat-Ku mendahului murka-Ku............. Mereka itu adalah hamba-hamba-Ku. Aku menyukai bersabar terhadap mereka dan bersikap lembut terhadap mereka, dan Aku menunggu tobat mereka. Hendaklah kamu terhadap mereka itu seperti seorang dokter yang sedang mengobati pasiennya dan seorang 'alim yang mengobati penyakit. Kamu telah bertentangan dengan mereka, dan kamu tidak memperlakukan hati mereka dengan kelembutan. Kemudian kamu bermohon kepada-Ku disebabkan oleh kejelekan pandanganmu agar Aku menurunkan azab kepada mereka karena sedikitnya kesabaranmu. Sesungguhnya hamba-Ku Nuh lebih sabar daripada kamu terhadap kaumnya.............."

Nabi Yunus as. berkata, "Wahai, Tuhanku, sesungguhnya aku marah terhadap mereka karena Engkau, dan sesungguhnya aku mendo'akan kebinasaan terhadap mereka ketika mereka telah durhaka kepada Engkau. Oleh karena itu, demi keagungan-Mu, aku tidak akan menaruh iba dan tidak akan berlaku lembut terhadap mereka selamanya. Maka, turunkanlah azab-Mu kepada mereka karena sesungguhnya mereka tidak akan beriman kepada-Mu selamanya." ........ dan permohonan Yunus dikabulkan. Azab akan diturunkan pada Bulan Syawal, hari rabu di pertengahan bulan setelahnya matahari terbit

Nabi Yunus as. menjadi senang dan bersama Tanukha ahli ibadah pergi ke Raubil seorang 'alim yang bijak dari keluarga nubuwwah untuk bermusyawarah tentang datangnya azab.

Dialog Orang Ibadah dan Orang Alim.  Nabi Yunus as. berkata kepada Raubil, "Bagaimana menurutmu? Marilah pergi bersama kami sehingga aku mengabarkan hal itu kepada mereka."

Raubil menjawab, "Kembalilah kamu kepada Tuhanmu sebagai kembalinya seorang nabi yang bijaksana, dan mohonlah kepada-Nya agar Dia memalingkan azab itu. Dia menyukai berlaku lembut terhadap hamba-hamba-Nya. Barangkali kaummu itu setelah mendengar dan melihat kekafiran mereka dan keingkaran mereka, mereka akan beriman pada suatu hari nanti. Oleh karena itu, hendaklah kamu bersabar terhadap mereka dan janganlah kamu tergesa-gesa memohon kepada Allah agar menurunkan azab kepada mereka."

Tanukha berkata kepada Raubil, "Celaka kamu, wahai, Raubil, atas dasar apa kamu memberi saran dan kamu perintahkan Yunus setelah kekafiran mereka kepada Allah dan keingkaran mereka kepada nabi-Nya dan pendustaan mereka terhadapnya serta pengusiran mereka terhadapnya dari tempat tinggalnya, dan mereka tidak berbelas kasihan kepadanya."

Raubil menjawab, "Diamlah kamu, karena sesungguhnya kamu adalah seorang ahli ibadah yang tidak memiliki pengetahuan."

Kemudia Raubil menghadap kepada Nabi Yunus as. dan berkata, "Wahai, Yunus, jika Allah menurunkan azab kepada kaummu, apakah Dia akan membinasakan mereka semuanya ataukah Dia akan membinasakan sebagian mereka dan membiarkan selamat sebagian yang lain?"

Nabi Yunus as. menjawab, "Allah akan membinasakan mereka semuanya, dan demikianlah aku mohon kepada-Nya. Aku tidak menaruh belas iba kepada mereka sehingga aku tidak akan kembali kepada Allah untuk memalingkan azab itu dari mereka."

Raubil kembali berkata, "Apakah kamu mengetahui, wahai, Yunus, barangkali jika Allah menurunkan azab kepada mereka, lalu mereka mengetahui itu dan bertobat kepada-Nya, lalu Allah mengasihani mereka karena sesungguhnya Dia adalah ar-Rohmaan ar-Rohiim, dan Dia menghilangkan azab itu dari mereka setelah kamu mengabarkan kepada mereka dari Allah bahwasanya Dia akan menurunkan azab kepada mereka pada hari Rabu, maka jadilah kamu dalam pandangan mereka itu sebagai pendusta."

Tanukha berkata kepada Raubil, "Celaka kamu, wahai, Raubil! Sungguh, kamu telah mengucapkan kata-kata yang besar (dosa yang besar). Nabi yang diutus telah mengabarkan kepadamu, sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadanya bahwasanya Dia akan menurunkan azab kepada mereka, maka kamu membantah firman Allah dan kamu ragu tentangnya dan tentang ucapan rasul Allah. Pergilah kamu, karena sesungguhnya Allah telah menghapus pahala amal-amalmu!"

Raubil berkata kepada Tanukha, "Sungguh, amatlah lemah pendapatmu itu." Kemudia Raubil menghadap kepada Nabi Yunus as. seraya berkata kepadanya, "Jika telah turun wahyu dan perintah dari Allah kepadamu, yaitu turunnya azab terhadap mereka dan perkataan-Nya itu adalah benar, bukankah kamu tahu jika hal itu terjadi, lalu kaummu itu binasa seluruhnya dan kotamu itu menjadi hancur, bukankah Allah akan menghapus namamu dari kenabian dan membatalkan risalahmu, dan jadilah kamu seperti orang-orang lainnya yang lemah dan binasa melaluimu 100.000?" Tampak, Nabi Yunus as. masih enggan menerima nasihat Raubil.

Kemudian Nabi Yunus as. pergi bersama Tanukha, ke luar dari kota itu. Sementara itu Raubil tetap tinggal bersama kaumnya di kota mereka. Setelah masuk Bulan Syawal, Raubil berteriak dengan suara sekerasnya kepada kaumnya dari atas puncak gunung, "Aku adalah raubil, orang yang menaruh belas kasihan dan sangat menyayangi kalian, dan ini Bulan Syawal. Sesungguhnya nabi dan rasul kalian, Nai Yunus as. telah mengabarkan bahwasanya azab itu akan turun kepada kalian pada Bulan Syawal, hari Rabu, pada pertengahan bulan setelah matahari terbit. Dan sesungguhnya Allah tidak akan mengingkari janji-Nya, dan demikian pula rasul-Nya. Mak aperhatikanlah apa yang harus kalian lakukan!"

Ucapan Raubil benar-benar membuat mereka takut, dan mereka pun merasakan kebenaran akan turunnya azab kepada mereka. Maka mereka menuju Raubil dan berkata, "Apa saranmu kepada kami, wahai, Raubil, karena sesungguhnya kamu adalah seorang 'alim yang bijak. Kami senantiasa mengetahui belas kasihan dan kasih sayangmu kepada kami. Telah sampai kepada kami tentang apa yang telah kamu sarankan kepada Yunus berkenaan dengan kami. Oleh karena itu, perintahlah kami dengan perintahmu dan berikanlah saranmu kepada kami."

Raubil berkata kepada mereka, "Kalau begitu, sesungguhnya aku akan memberikan pandangan dan saran kepada kalian, yaitu perhatikanlah jika fajar telah terbit pada hari Rabu pertengahan bulan, maka pisahkanlah anak-anak kecil dan ibu mereka di lereng gunung di jalan yang menuju ke lembah, dan tempatkanlah kaum perempuan di kaki gunung. Hendaklah kalian lakukan semua itu sebelum matahari terbit. Kemudia jika kalian melihat angin kuning telah datang dari arah timur, maka hendaklah kalian semuany, baik orang-orang dewasa maupun anak-anak kecil, berteriak dengan teriakan yang keras, menangis, merendah diri kepada Allah, bertobat kepada-Nya, dan tengadahkanlah kepala kalian ke langit sambil mengucapkan do'a, 'Ya, Tuhan kami, kami telah emndzalimi diri kami sendiri dan kami telah mendustakan nabi kami. Kami bertobat kepada-Mu dari semua dosa kami. Jika Engkau tidak memberi ampun kepada kami dan tidak pula menaruh belas kasihan kepada kami, pasti kami akan termasuk orang-orang yang merugi dan orang-orang yang disiksa. Maka terimalah tobat kami dan sayangilah kami, wahai, Tuhan Yang Maha Penyayang'."

"Kemudian janganlah kalian bosan menangis, berteriak, dan merendahkan diri kepada Allah sampai matahari itu tertutup dari pandangan dan Allah menghilangkan azab dari kalian sebelum itu." Maka semua orang menyepakati saran Raubil.

Tatkala tiba hari Rabu, Raubil menyingkir dari kota itu pada waktu mendengar teriakan mereka dan melihat azab itu telah turun. Tatkala fajar telah terbit, kaum Nabi Yunus as. mengerjakan apa-apa yang telah diperintahkan Raubail kepada mereka. Kemudian tatkala terbit matahari, datanglah angin kuning yang gelap yang memiliki bunyi, desisan, dan suara gaduh. Tatkala mereka melihat itu, maka mereka pun semuanya mulai berteriak dengan teriakan yangkeras, menangis, merendahkan diri kepada Allah, dan bertobat kepada-Nya. Sementara itu, anak-anak kecil menjerit-jerit mencari ibu mereka, anak-anak kambing mengembik mencari susu, dan binatang-binatang ternak meraung mencari padang rumput.

Mereka terus-menerus seperti itu, sementara Nabi Yunus as. dan Tanukha mendengar jeritan dan teriakan mereka, dan keduanya terus-menerus berdo'a kepada Allah akan Allah menurunkan azab yang keras kepada mereka. Adapaun Raubil, maka ia di tempatnya mendengar teriakan dan jeritan mereka, dan ia melihat azab yang turun kepada mereka, sementara ia berdo'a kepada Allah agar menghilangkan azab itu dari mereka.

Tatkala matahari telah tergelincir, pintu-pintu langit telah terbuka, dan kemurkaan Tuhan Yang Maha Tinggi telah mereda, maka Allah memperkenankan do'a mereka dan menerima tobat mereka. Allah mewahyukan kepada Malaikat Isrofil, "Turunlah kamu kepada kaum Yunus, karena sesungguhnya mereka telah berteriak kepada-Ku dengan tangisan, merendahkan diri kepada-Ku, dan bertobat kepada-Ku, maka Aku pun merahmati mereka. Dan Aku adalah Tuhan Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. Hamba-Ku Yunus telah memohon kepada-Ku agar Aku menurunkan azab kepada kaumnya, dan Aku adalah Yang paling patut memenuhi janji-Ku. Dan sesungguhnya Yunus tidaklah mensyaratkan kepada-Ku ketika memohon kepada-Ku agar Aku menurunkan azab kepada mereka bahwasanya Aku harus membinasakan mereka. Oleh karena itu, Aku memalingkan azab itu dari mereka setelah Aku menurunkannya kepada mereka."

Malaikat Isrofil berkata, "Wahai, Tuhanku, sesungguhnya azab-Mu telah mencapai pundak mereka dan hamper membinasakan mereka, dan aku tidaklah melihat kecuali azab itu telah turun di halaman mereka, maka bagaimana aku dapat memalingkannya dari mereka?"

Allah berfirman, "Sekali-kali tidak, sesungguhnya Aku telah memerintahkan para malaikat-Ku untuk menghentikan azab itu dan tidak menurunkannya kepada mereka sehingga datang perintah-Ku berkenaan dengan mereka dan ketetapan-Ku. Oleh karena itu, turunlah kamu, wahai, Isrofil, kepada mereka dan palingkanlah azab itu dari mereka, hamparkanlah azab itu ke gunung-gunung ke tempat mata air yang luas dan saluran-saluran air banjirt di gunung0gunung yang jauh dan panjang, lalu kikislah lereng-lereng gunung itu sehingga ia menjadi dataran besi yang keras." Maka Isrofil turun kepada mereka, lalu dia membentangkan sayap-sayapnya, mengambil azab itu dan melemparkannya ke arah gunung-gunung itu.

Nabi Yunus ditelan Ikan.  Nabi Yunus pergi dalam keadaan marah hingga sampai di tepian laut dan naik sebuah kapal yang telah bersiap-siap hendak berangkat. Tatkala mereka telah sampai di tengah laut, Allah mengutus seekor ikan besar, lalu ikan itu menahan geraknya kapal. Nabi Yunus as. melihat ikan besar itu, maka ia pun menjadi ketakutan. Kemudian Nabi Yunus as. pergi ke belakang kapal, tetapi ikan besar itu terus berputar mengelilinginya dan membuka mulutnya. Maka orang-orang yang berada di dalam kalap keluar, dan berkata, "Di tengah-tengah kita ada seorang durhaka." Kemudia mereka mengundi, maka keluarlah Nama Nabi Yunus as . dalam undian itu."kemudian ia ikut berundi, lalu ia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian." Qs. 37 : 141

Tatkala Nabi Yunus as. berada dalam perut ikan itu, maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap. "Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, 'Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim'." Qs. 21 : 87

Maka Allah memperkenankan do'anya dan memerintahkan ikan besar itu untuk mengeluarkannya ke pantai. Allah mewahyukan kepadanya, "Hai, Yunus, mengapa kamu tidak mengasihani 100.000 orang atau lebih, sedangkan kamu merasa gelisah dari rasa sakit sesaat?" Nabi Yunus as. berkata, "Wahai, Tuhanku, aku mohon ampunan-Mu." Maka Allah mengembalikan kesehatan badannya, kemudian ia pulang kepada kaumnya dan mereka pun beriman kepadanya.

 

Disarikan dari Sayid Ni'matullah Al-Jazairi, 2007.  Dari Adam hingga Isa as cetakan I, Lantera.  Jakarta. 

          

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun