Karena semua sudah berkumpul di halaman belakang, menikmati BBQ yang terasa sedap dan menggoda, acara inti di mulai. Ada sambutan dari Ketua PPI, Dwi Pramono, yang menyampaikan ucapan terima kasih atas semua fasilitas yang sudah di siapakan oleh tuan rumah, Bapak dan Ibu Margono, kepada semua anggota PPI yang sudah meluangkan waktu. Dan permohonan maaf jika ada tindak tanduk yang kurang berkenan dari para mudikers.Â
Sambutan disampaikan secara Bilingual, Bahasa Indonesia dan Inggris untuk mengakomodasi Pak Richard dari Midhurst, yang kosa kata Indonesianya tidak begitu banyak. Sambutan dengan dwi Bahasa ini justru semakin memperkocak isi sambutan.Â
Selanjutnya, dalam kesempatan itu pula diberikan kesempatan kepada Mas Puji dan Mbak Dinda untuk berpamitan karena akan back for good di akhir bulan Juli ini. Selain mengucapkan terima kasih atas kekeluargaan yang luar biasa di PPI Southampton, Mas Puji dan Mbak Dinda juga berpesan agar tetap berpegang teguh dengan ajaran Agama masing-masing. Karena dalam banyak hal justru, kesalehan seseorang akan mendatangkan banyak kejutan dalam semua proses baik itu perkuliahan maupun menulis disertasi.
Terakhir, giliran Pak Margono yang didaulat untuk memberikan semacam wejangan kepada semua anggota PPI. Wejangan di awali dengan cerita nostalgia Pak Margono ketika merantau dan akhirnya mendarat di IoW. Selanjutnya, beliau juga berpesan agar jangan takut bermimpi. Dengan bermimpi yang dibarengi oleh usaha untuk mewujudkannya, maka tidak ada yang tidak mungkin. Termasuk bermimpi untuk kemajuan Indonesia.Â
Meskipun kesuksesan di raih di luar negeri jangan lupa untuk kembali ke tanah air. Indonesia harus di bangun oleh anak-anak muda yang optimis, berilmu dan berakhlak mulia. Mengakhiri wejangannya, Pak Margono menyampaikan bahwa rumah cowes selalu terbuka untuk mahasiswa Indonesia yang mau berkunjung atau "mudik".
Oleh karena itu beliau juga berterima kasih kepada para mahasiswa yang sudah rela meluangkan waktu jauh-jauh dari Southampton untuk mengunjungi mereka di pulau kecil di selatan Inggris. Yang sudah berencana pulang for good, beliau juga menyampaikan selamat pulang semoga bisa bertemu di tanah air suatu saat kelak. Dan yang masih tinggal beberapa tahun, khususnya mahasiswa PhD, untuk tetap menjaga silaturahim dan kekeluargaan ini.
Di perjalan pulang, di atas FRF, yang kebetulan bersamaan dengan waktu sunset, kamipun menikmati dan tidak lupa mengabadikan indahnya lukisan alam yang tidak terperi itu. Semua terbayar lunas, hati senang, semua agenda berjalan lancar dan kesan ada di hati masing-masing. Selamat tinggal IoW, nantikan kami di tour diaspora selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H