2. Bisnis Fotografi Komersil
Jasa fotografi komersil juga cukup banyak peminatnya lho. Misalnya jasa foto studio untuk keluarga, foto untuk identitas diri, foto momen bersama teman, dan lain sebagainya.
Banyak yang menganggap bisnis ini sudah mati, pada kenyataannya justru bisnis fotografi yang satu ini semakin berkembang. Tentu saja harus ada inovasi yang dilakukan, misalnya sistem digitalisasi yang memudahkan konsumen untuk memilih foto yang ingin dicetak.
3. Menjadi Jurnalis Foto
Anda pasti pernah membaca kutipan ‘1 foto mewakili seribu kata”. Begitu pentingnya sebuah gambar dalam konten membuat profesi jurnalis foto menjadi sangat penting dan menjanjikan.
Semua orang bisa menjadi jurnalis foto dan menghasilkan uang dari foto hasil jepretan Anda. Untuk menjadi jurnalis foto memang tidak mudah, setidaknya Anda harus punya kemampuan dalam memanfaatkan momen, komposisi, dan angle.
Teknik Fotografi Bisa Dipelajari
Dalam dunia fotografi professional, ada sebuah teknik yang menjadi mutlak untuk diketahui. Dasar dalam fotografi tersebut dikenal dengan nama Segitiga Fotografi (Triangle Photography). Seorang fotografer wajib mengetahui dan menguasai teknik dasar ini. Segitiga Fotografi dibangun atas dasar 3 elemen penghasil cahaya, yakni Shutter Speed, Aperture dan ISO. Pertama, Shutter Speed merupakan kecepatan dari tirai (Rana) kamera membuka dan menutup untuk mendapatkan cahaya.
Semua jenis kamera memiliki Shutter atau tirai, dan kecepatan membuka dan menutupnya disebut dengan istilah Shutter Speed (Kecepatan Rana). Semakin lama Rana membuka maka semakin banyak cahaya masuk, namun memungkinkan hasil gambar kabur kecuali kamera stabil tanpa ‘shake’. Semakin cepat Shutter Speed membuat cahaya yang masuk lebih sedikit, namun membuat hasil gambar terhindar dari kekaburan (blur).
Kedua adalah Aperture atau ‘Tingkap’, dimana ini adalah elemen yang ada pada lensa berbentuk seperti melingkar dan dapat dibuka lebar dan dibuka kecil. Sudah jelas, semakin Aperture dibuka lebar maka semakin banyak cahaya masuk. Dan semakin Aperture dibuka kecil, maka semakin sedikit cahaya yang akan masuk. Bukaan lebar juga berpengaruh pada kedalaman ruang sebuah foto.
Berlanjut ke elemen ketiga yakni ISO dimana istilah ini pada masa lalu saat fotografi film dikenal dengan nama ASA. ISO lebih merujuk pada sensivitas atau kepekaan sebuah sensor dalam kamera. Semakin tinggi angka ISO yang digunakan, maka semakin sensitif sensor terhadap cahaya. ISO tinggi cocok digunakan pada kondisi area minim cahaya. Namun efek yang ditimbulkan adalah noise atau bintik-bintik pada foto.