Mohon tunggu...
Khanif Fauzan
Khanif Fauzan Mohon Tunggu... Penulis - Pustakawan

Terima kasih telah berkunjung, semoga barakah manfaat! :) https://linktr.ee/fauzankhanief

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak Sholeh Itu yang Gimana Sih, Buk?

15 Januari 2022   09:42 Diperbarui: 15 Januari 2022   09:48 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sebuah diskusi ringan, Ahmad, ustaz muda dari Semarang bercerita kepada penulis :

"Saya agak bingung menghadapi para ibu yang minta doa buat anak-anaknya. Selepas pengajian, datang ramai-ramai para ibu ngadep saya sambil menggandeng anak, minta didoakan supaya anaknya sholeh-sholihah. Saya tanya tuh, "Sholehnya itu yang bagaimana buk?",  beragam jawabnya.

"Seperti Nabi Muhammad ustaz!" seru ibu yang berkerudung merah, sambil mengusap kepala anaknya. Yang lain teriak tuh, "Rajin sholat ustaz! Rajin ngaji, manut kalau di bilangin orang tua, rangkingnya satu di sekolah, akhlak baik, juara, hapal Al Quran !" semangat kali ibu-ibu.

"Kalau di rumah, anak-anaknya ngapain aja bu?"

Rata-rata keluhan lucu yang terdengar, macam "Ini ustaz, anak saya itu di rumah kerjaannya seharian main Hapee terus, gak mau berhenti. Saya suruh sholat, dia mah ngambek mulu" ada pula yang menuturkan anaknya suka olahraga, suka main sama teman-temannya.

Ada seorang ibu berkacamata yang menceritakan keseharian anaknya yang belajar di sekolah favorit. Anak di sebutnya 'cerdas' itu  dari pukul 7 pagi sampai setengah 2 siang waktunya habis buat sekolah. Pukul 3 sampai 6 sore buat les matematika, IPA, Bahasa Indonesia. Malamnya, buat mengerjakan PR esok hari. Rangking 1 di sekolah, kebanggaan keluarga. Sayang, disuruh sholat kadang malas.

Iseng saya tanya ke ibu itu, "Ibu kalau ndidik anak, ikut modelnya siapa sih?"

"Ya... ngikut sekolahan aja ustaz. Pokoknya, asal anak mau belajar, saya berikan semua yang terbaik untuk dia ustaz" jawabnya serius.

"Apakah ananda di berikan les ngaji untuk menunjang agamanya?"

"Setiap malam jumat, dia ikut ngaji di TPA lingkungan ustaz". Padahal les mata pelajaran umum-nya tiga kali sepekan.

Saya tanya ke mereka, "Kalau sudah besar nanti, ibu-ibu ingin anaknya jadi seperti apa?"

Rata-rata, para ibu menjawab pengin anaknya jadi dokter, insinyur, ahli teknik, arsitektur, orang terkenal, mandiri, punya rumah sendiri, bermanfaat bagi umat dan masyarakat. Sebuah mimpi yang indah.

"Ini yang saya bingungkan," ucap ustaz muda itu. "Ibu-ibu ingin anaknya jadi sholeh, namun sebenarnya mereka tak tahu sholeh itu yang seperti apa. Mau jadi seperti Rasulullah, mustahil bila waktu anaknya di habiskan sekedar main Hape, olahraga, les seharian cuma buat mencari rangking 1 di sekolah.

"Mau anaknya sholeh gimana kalau sebatas menerapkan pendidikan sekolah ala barat yang nggak kenal agama? Anaknya di suruh belajar terus buat sekedar nyari dunia, ngembangin minat dan bakat bin niyat supaya gampang nyari duit.

 "Lebih parah lagi, saya pernah tanya seorang anak muda yang nongkrong di depan masjid bersama teman-teman, kenapa nggak sholat? Dia jawab, "Ngga bisa ustad, ibu saya ngga ngajarin sholat" padahal saya kenal ibunya aktif di pengajian saya."

Itu baru satu dari sekian cerita fenomena tentang orang tua yang tak tahu arah pendidikan untuk anak, padahal orang tualah yang paling banyak membentuk dirinya.

Dalam hal pengetahuan, anak lebih mengenal Socrates, Aristoteles, Darwin, Karl Marx, dari pada menyebut nama Imam Syafi'i, Ibnu Sina, Imam Nawawi, Al Kindi, bahkan nama Rasulullah pun luput dari suri tauladan kehidupan mereka.  

Maka, jangan salahkan apabila anak menjadi pribadi yang tak mengenal kasih sayang, lalaii terhadap orang tua, sombong dan durhaka, sehingga menjadi orang yang kufur, sebab tidak kenal siapa Tuhannya.

Ada banyak suri tauladan tentang kesholehan yang dapat di pelajari melalui kisah-kisah para nabi dalam Al-Qur'an, dan disini penulis akan menguraikan sedikit mengenai ciri anak sholeh dalam Surah Maryam yang dapat di jadikan model pendidikan anak.

Ciri Anak Sholeh dalam Empat Ayat Surah Maryam

Surah Maryam ayat 12-15, mengambil model Nabiyullah Yahya 'Alaihissalam sebagai suri tauladan kesholehan yang penuh barakah. Modal utama menjadikan anak sholeh adalah mengajarkannya Al-Qur'an sebagai petunjuk hidupnya.

Sebagaimana firman Allah dalam Surah Maryam ayat ke 12 :

"Wahai Yahya! Ambilah (Pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak." (Q.S. Maryam : 12)

Apabila sejak kecil anak telah di ajari mengenai Al-Quran sebagai petunjuk hidupnya, maka sebagaimana Nabiyullah Yahya 'Alaihissalam, maka Allah akan menganugerahinya ilmu dan hikmah selagi dalam masa kanak-kanak.

Ketika Allah telah menganugerahinya ilmu dan hikmah, maka anak seketika akan menjadi pribadi yang penuh kasih sayang, bersih dari dosa, dan bertaqwa pada Allah Tuhannya.

"Dan (Kami jadikan) rasa kasih sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dan dia pun seorang yang bertaqwa." (Q.S. Maryam : 13)

Dan selanjutnya, inilah yang terjadi bila ketiga sifat di atas telah tertanam dalam diri anak. Ketiga sifat luhur, akan menjadi wasilah anak sebagai pribadi yang sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukan menjadi orang yang sombong, bukan pula orang yang durhaka.

"Dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan dia bukan orang yang sombong (bukan pula) orang yang durhaka" (Q.S. Maryam : 14)

Hasil dari proses di atas, maka anak akan mendapat anugerah tak terhingga sebagaimana Nabiyullah Yahya 'Alaihissalam mendapatkan kesejahteraan. Anak akan menjadi pribadi yang sejahtera semenjak kelahirannya, saat ia wafat, sampai hari di bangkitkan di akhirat kelak.

"Dan kesejahteraan bagi dirinya pada hari lahirnya, pada hari wafatnya, dan pada hari dia di bangkitkan hidup kembali" (Q.S. Maryam : 14)

Dan kesemuanya itu dapat diajarkan dari Al-Qur'an, oleh orang tua shalih yang menjadi teladan pertama bagi anak-anaknya.

Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda :

"Muliakanlah anak-anak kalian, dan didiklah mereka dengan baik, sebab anak-anak kalian adalah hadiah untuk kalian" (H.R. Ibnu Majah)

Boyolali, 30 September 2020 

Sumber Referensi :

Departemen Agama RI. 2011. Al Hidayah : Al-Quran Tafsir Per Kata Tajwid Kode Angka.  Tangerang Selatan : Kalim

Al-Jazari, Abu Bakar Jabir. 2014. Minhajul Muslim : Pedoman Hidup Seorang Muslim. Jakarta Timur : Ummul Qura

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun