Dua orang Angkasanot terjaga dari tidurnya setelah dua belas hari tertidur dalam kapsul satelit. Waktunya meleset dari target yang seharusnya tujuh hari, menjadi dua belas hari. Perjalanan yang amat panjang, dari bumi hingga ke bulan. Namun alangkah terkejutnya mereka melihat layar komunikasi mereka yang dipenuhi sinyal 'SOS' dan kata 'Save Earth Now!'sejak tiga hari yang lalu. Mereka tahu, itu pertanda keadaan genting dibumi saat ini. Secepatnya, mereka menuju ruang pengamat di atas satelit.
Semua mata membelalak. Tak percaya dengan segala yang mereka lihat.
"Apa ini?!" Seru mereka berbarengan.
Jendela kaca berbatasan langsung dengan ruang hampa udara bulan. Di setiap jendela kaca, kini bukan permukaan bulan yang tampak, melainkan wajah-wajah para manusia yang tersenyum mengerikan. Berkali-kali mereka menggumamkan kata 'Fluch!-Fluch!' yang dalam bahasa Jerman berarti 'Kutukan'. Seluruh layar monitor guna memantau keadaan bumi kini dipenuhi gambar manusia berterbangan dimana-mana, seakan gerombolan lebah yang memenuhi angkasa.Â
Ketika mereka melongok keluar, bumi telah tertutup dengan tumpukan manusia hingga menembus berlapis-lapis atmosfer. Tak tampak lagi rupa bumi sebagai planet, melainkan hanyalah sebuah bola yang berisi tumpukan para manusia.
Boyolali, 10 April 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H