Mohon tunggu...
Arya Davindra Widiantoro
Arya Davindra Widiantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

12+7=19

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kerjain Besok Aja Lah Ya (Procrastination)

19 Juni 2022   16:43 Diperbarui: 19 Juni 2022   17:21 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi Covid-19 menyebabkan semua kegiatan termasuk pekerjaan dan pendidikan dibatasi. Kegiatan-kegiatan tersebut dialihkan menjadi suatu kegiatan secara online. Pada awal pandemi tidak hanya itu saja yang dibatasi, tetapi kegiatan seperti belanja juga dibatasi.

Dengan berkembangnya teknologi, hal-hal tersebut tidaklah mustahil dilakukan dari rumah. Hal ini terus berlanjut meskipun pembatasan ini sudah dilonggarkan sehingga menimbulkan kebiasaan bermalas-malasan dan sering menunda pekerjaan yang ada (procrastinating).

Kebiasaan tersebut sebenarnya tidak hanya disebabkan oleh pandemi. Pelajar yang bisa disebut sebagai kaum milenial sudah memiliki kebiasaan ini sejak lama. Kaum milenial dikenal dengan kebiasaannya yang ingin serba instan dalam segala hal.

Dapat dikatakan bahwa generasi milenial merupakan generasi yang cepat dalam mengejar perkembangan teknologi. Generasi milenial sangat mahir dalam mengaplikasikan perkembangan teknologi yang ada, apalagi jika berhubungan dengan mempercepat kebutuhan mereka.

Hal-hal tersebut membuat sebagian besar orang saat ini menjadi lebih malas khususnya pelajar. Pelajar hanya belajar pada saat sebelum ujian. Pada hari-hari biasa, mereka lebih sering menghabiskan waktu dengan bersantai, main game, serta hal-hal kurang penting lainnya dan terkadang menelantarkan tugas-tugas mereka. Oleh karena itu, kebiasaan untuk menunda suatu pekerjaan menjadi lebih marak terjadi saat ini. Kebiasaan tersebut sering disebut sebagai “procrastination”.

Apa sih sebenarnya procrastination itu?

Menurut Freeman (2011:375) Procrastination is a prevalent and complex psychological phenomenon that has been defined as the purposive delay in beginning or completing a task

Artinya, prokrastinasi adalah suatu fenomena psikologis yang lazim dan komplek yang didefinisikan sebagai penundaan purposif pada awal atau penyelesaian sebuah tugas. Sedangkan secara bahasa procrastination berasal dari dua kata bahasa latin, yaitu pro yang berarti meneruskan dan crastinus yang berarti besok. Jadi, procrastination dapat diartikan sebagai “meneruskan esok hari” atau “lakukan nanti saja”. 

Kenapa sih Procrastination bisa muncul?

Penyebab dari procrastination belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi munculnya procrastination, antara lain:

  • Perasaan. Seseorang sering merasa takut, sehingga lebih memilih untuk tidak melakukan sesuatu daripada menghadapi rasa takutnya.
  • Waktu. Ketika waktu yang kamu butuhkan tidak sesuai dengan jadwalmu, hal itu akan membuatmu kesulitan untuk fokus. Hal ini, dapat membuatmu malas untuk bahkan menyentuh pekerjaan.
  • Biologis. Hal ini mengacu pada poin pertama. Banyaknya hal yang kamu hindari/tidak kamu hindari akan mempengaruhi struktur dan fungsi otak. Ketika kamu sering menghindari sesuatu dan merasa nyaman dengan hal itu, maka lama-kelamaan kamu akan terbiasa untuk menghindar.

Faktor-faktor tersebut tidak untuk ditolak, dilupakan, maupun disalahkan. Akan lebih baik jika kita dapat menerimanya dan mencari tahu langkah apa yang baik untuk dilakukan kedepannya. 

Aku Procrastinator atau bukan ya?

Banyak orang yang tidak mengetahui apakah dia seorang procrastinator atau hanya mengerjakan tugas sesuai tingkat prioritas mereka. Lalu, bagaimana sih cara kita mengetahui bahwa kita telah menjadi seorang procrastinator? Burka dan Yuen (2008) menjelaskan ciri-ciri seorang pelaku prokrastinasi antara lain:

  1. Procrastinator lebih suka untuk menunda pekerjaan atau tugas- tugasnya.
  2. Berpendapat lebih baik mengerjakan nanti daripada sekarang, dan menunda pekerjaan adalah bukan suatu masalah.
  3. Terus mengulang perilaku prokrastinasi.
  4. Pelaku prokrastinasi akan kesulitan dalam mengambil keputusan.

Gimana sih cara melawan Procrastination?

Nah, setelah mengetahui apa saja faktor dan ciri dari seorang prokrastinator kalian tentunya sudah dapat menilai apakah kalian termasuk seorang prokrastinator atau bukan. Jadi, gimana sih biar kita terhindar dari kebiasaan ini? Apa saja sih yang harus kita lakukan untuk memperbaiki diri kita dari kebiasaan ini? Untuk mengalahkan procrastination, Dr. Bill Knaus memaparkan 23 langkah untuk dilakukan. Dari 23 langkah tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Lakukanlah self-talk. Tanamkan pola pikir bahwa kegagalan adalah hal yang normal dialami. Kegagalan dan keberhasilan adalah hasil dan yang perlu kalian lakukan adalah berusaha. Ketika kalian merasa ingin menunda tugas, coba amati mengapa kalian merasakan hal tersebut. Amati secara objektif kenapa kalian memilih untuk menunda tugas itu.
  2. Buat goals secara spesifik. Buatlah rencana yang realistis untuk lepas dari procrastination. Setelah membuat rencana, buatlah list tentang hal-hal yang harus kalian lakukan untuk meningkatkan produktivitas. Lalu, buat hukuman jika kalian tidak bisa melakukan hal-hal itu dan hadiahi diri kalian jika berhasil melakukannya.
  3. Tetap konsisten. Untuk mencapai suatu tujuan tentunya tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat. Masalah yang sering ditemui dari tujuan jangka panjang yaitu rasa tidak sabar. Sering kali setelah 3-7 hari seseorang merasa kurang puas dengan hasil yang didapatkan hingga akhirnya menyerah. Seseorang bisa dikatakan konsisten jika dia bisa melakukan suatu hal dalam 30 hari berturut-turut.
  4. Track progres kalian. Catat setiap hal yang kalian lakukan maupun tidak kalian lakukan dan coba rasakan perubahan paling kecil yang kalian rasakan. Dengan mengetahui apa saja yang kalian lakukan dan dapatkan akan menambah motivasi untuk terus konsisten dalam berprogres.

Selain hal-hal yang disebutkan sebelumnya, untuk melawan procrastination juga diperlukan suatu motivasi. Lalu apakah kita harus membaca kata-kata motivasi di Instagram, menonton video motivasi di Youtube, atau mendengarkan seorang motivator? 

Kita boleh melakukan hal-hal tersebut dan harus diiringi dengan tindakan nyata. Akan tetapi, motivasi terbesar haruslah ada pada diri kita sendiri. 

Untuk apa kita melawan prokrastinasi? Apakah agar lulus ujian? Mendapat nilai bagus? Menumbuhkan kebiasaan agar lebih produktif? Hanya diri kita sendiri yang dapat menjawab pertanyaan tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun