Jika musim kemarau tiba, mereka tidak bisa pulang ke kalang. Air rawa yang menyusut membuat mereka kesulitan untuk naik ke kalang, berat badan mereka tidak memungkinkan untuk menaiki tangga kalang. Bisa Anda bayangkan bukan, betapa sangat lucunya mereka! Dan itu bisa berbulan-bulan mereka berada di luar dari kalangnya. Tetapi jangan khawatir, para pemilik kerbau rawa sudah membuat kalang sendiri di rawa yang dangkal. Sehingga, mereka tidak akan berenang sepanjang hari. Sebaliknya, bila musim hujan, maka setiap sore, mereka akan pulang dan mudah menaiki tangga. Karena posisi air rawa yang meninggi hingga batas lantai kalang.
[caption caption="Berkumpul di kubangan saat air rawa surut - Dokumen Pribadi"]
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/03/23/pc260961kompasiana-56f230ad737e61bc0f20e395.jpg?v=300&t=o?t=o&v=555)
Walaupun melihat kerbau sudah biasa di desa tempat leluhur saya, melihat kerbau yang benar-benar nyata hidup di tengah-tengah rawa yang luas, mencari makan dengan berenang seharian, itu suatu hal yang membuat saya terkesan dan membuat saya senang hari itu. Saya anggap itulah kearifan masyarakat lokal, pada akhirnya menjadi daya tarik sendiri. Berbeda dengan peternakan kerbau lain di darat.
[caption caption="Foto oleh Adi Chandra"]
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/03/23/img-20160210-wa0003kompasiana-56f238b72f7a61260759ab95.jpg?v=300&t=o?t=o&v=555)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI