Keunggulan dari pendekatan konstruktivisme mencakup sejumlah aspek yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Pertama, konsep ini mengubah peran guru menjadi lebih sebagai pembimbing daripada satu-satunya sumber pengetahuan. Ini mendorong siswa untuk aktif menggunakan metode seperti latihan, diskusi, dan pengalaman pribadi mereka dalam memperoleh pengetahuan, membuat pembelajaran lebih bervariasi dan menantang.
Kedua, pendekatan ini mendorong siswa untuk menjadi lebih aktif dan kreatif dalam menghubungkan konsep-konsep dan pengetahuan yang mereka dapatkan, baik dalam maupun di luar lingkungan sekolah, dengan harapan mereka dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam serta mengaitkan pengetahuan baru dengan yang sudah ada.
Ketiga, pembelajaran konstruktivis memberikan makna yang lebih mendalam karena siswa didorong untuk mengaitkan informasi yang diterima dengan pengalaman pribadi mereka, menghasilkan koneksi yang kuat antara materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Keempat, pendekatan ini memberikan kebebasan kepada siswa untuk menghubungkan pengetahuan dari berbagai sumber dengan apa yang dipelajari di sekolah, yang pada gilirannya mendorong terbentuknya konsep yang lebih baik dan relevan bagi siswa.
Kelima, konstruktivisme mengakui perbedaan individual siswa dan menghargai bahwa setiap siswa memiliki cara belajar yang unik, memberikan ruang bagi pengembangan potensi siswa secara menyeluruh.
Terakhir, pendekatan konstruktivis mendorong guru untuk berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran, sementara siswa didorong untuk berpikir kritis, menyelesaikan masalah, dan membuat keputusan sendiri, menciptakan lingkungan pembelajaran yang dinamis dan progresif.
Â
Kurangnya Aspek Konstruktivisme, yakni dalam proses pembelajaran merupakan suatu proses yang tidak hanya tentang mengambil informasi dari luar dan mengalir ke dalam diri siswa; sebaliknya, hal itu melibatkan pengalaman siswa yang diarahkan melalui proses asimilasi dan akomodasi, yang pada akhirnya mengarah pada pembaruan struktur kognitif mereka. Peran siswa dalam konstruktivisme dianggap sebagai proses pembentukan pengetahuan, sedangkan peran guru atau pendidik adalah mendukung siswa dalam mengonstruksi pengetahuan mereka sendiri, bukan sekadar menyampaikan pengetahuan yang telah dimiliki.
Â
Pendekatan ini menekankan bahwa aktivitas utama dalam proses pembelajaran adalah upaya siswa dalam mengonstruksi pengetahuan mereka sendiri, menyoroti keterlibatan aktif mereka dalam proses belajar. Dalam hal evaluasi, pandangan ini menegaskan bahwa lingkungan belajar harus memberikan dukungan yang kuat untuk memfasilitasi berbagai pandangan, interpretasi, serta aktivitas lain yang muncul dari pengalaman siswa terhadap realitas dan pembentukan pengetahuan.
Prinsip-prinsip Belajar Konstrukstivisme