Analogi di atas mungkin cukup menggambarkan kondisi pendidikan saat ini. Yang mau saya katakan adalah sedemikian penting pendidikan formal dan nonformal untuk saling melengkapi. Walaupun di luar itu proses menuju ke arah yang baik tetap berlangsung dengan berbagai program peningkatan kompetensi guru.
Kondisi jalan berliku, terjal, buntu itu terjadi karena memang sering kali proses di lapangan tidak seindah para pemangku kebijakan di pusat yang membuat aturan, dan segala tetek-bengek terkait administrasi dan birokrasi. Pemerintahan (menteri) berganti demikian pula kurikulum berganti, seperti itu contohnya. Padahal pendidikan itu berkesinambungan. Pernah mendengar guru yang kelabakan memelajari kurikulum kemudian harus berganti dan mereka kembali bingung dengan kebijakan baru.
Pelatihan lalu uji kompetensi guru terus dilakukan. Cerita-cerita yang muncul di balik itu semua cukup heroik. Teman-teman guru terus mengasah dir. Lepas dari itu, itulah dinamika yang terjadi dalam sebuah proses perubahan terutama dunia pendidikan kita.
Kembali lagi bahwa pendidikan formal dan nonformal merupakan dua energi yang tidak saling meniadakan. Pendidikan formal yang sistematis, terstruktur, serta berjenjang memiliki kekhususan demikian pula dengan pendidikan nonformal yang melengkapi dengan mengasah potensi dan kemampuan peserta didik dari sisi yang berbeda.
Kedua hal, baik pendidikan formal maupun non formal rasanya saling melengkapi. Saling punya peran untuk peserta didik. Bagaimana mengemas keduanya menjadi sebuah energi baik untuk membangun peradaban, itu saja. Pemerintah memberikan payung pengayoman sehingga dua hal tadi bisa berjalan bersamaan.
Kembali menyinggung mengenai penyebab terjadinya pengangguran terbuka yang salah sekian penyebabnya adalah tidak sinkronnya keterampilan pelamar dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Dan hal ini bisa dijadikan evaluasi untuk pendidikan kita saat ini. Apakah pendidikan kita sudah menjawab kebutuhan lapangan pekerjaan? Atau sebaliknya mereka juga masih harus dilatih untuk memiliki keterampilan lain di luar pendidikan formal?
Jawaban-jawaban yang harus segera ditemukan sehingga pendidikan menjadi efektif dan menjawab kebutuhan kehidupan yang dikenai perlakuan pendidikan.
Kemudian, angka putus sekolah yang ditengarai penyebabnya karena faktor ekonomi orangtua dan pengaruh lingkungan. Ada juga faktor lain yaitu kurangnya motivasi atau daya juang untuk tetap bertahan.
Hal-hal demikian menjadi salah satu faktor bahwa pendidikan formal dan non formal bisa menjadi jawaban atas permasalahan yang terjadi dalam lingkup nyata.
Bukan saatnya meributkan mana yang lebih penting, formal atau non formal. Melainkan bagaimana membuat keduanya menjadi pedal sepeda yang dikayuh bersamaan untuk menggerakkan laju sepeda.
Terima kasih