Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sekolah Bukan Sekadar Tempat Penitipan Anak, Benarkah?

15 Mei 2024   03:45 Diperbarui: 15 Mei 2024   15:08 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orangtua memercayakan sepenuhnya pendidikan anak pada gurunya sehingga sering kali mereka abai terhadap perkembangan putra-putri mereka. Kemudian ada juga yang menceritakan, sekolah menjadi tempat 'penitipan anak' bagi orangtua yang super duper sibuk.

Rekan guru ini menceritakan hal tersebut sebagai sebuah fenomena yang ada di seputar kita. Sekolah sebagai sebuah institusi pendidikan (baik formal, informal, maupun nonformal) merupakan lembaga yang diberi 'amanah' untuk 'membantu' orangtua dalam memberi proses pendidikan bagi anak-anak mereka. Perlu digarisbawahi di sini, sekolah hanya membantu proses pendidikan. Orangtua menjadi oknum yang seharusnya paling bertanggung jawab.

Sekolah juga bukan tempat menitipkan anak bagi para orangtua yang 'sibuk'. Sekolah bukan juga solusi bagi semua masalah anak, sehingga orangtua bebas dari tanggung jawab mendampingi. Miris rasanya jika justru pihak sekolah lebih 'mengenal' anak ketimbang orangtua mereka masing-masing.

Ada takaran dan porsi tanggung jawab yang dimiliki masing-masing pihak. Dan untuk hal itu tidak bisa dialihtugaskan. 

Mitra dan kolaborasi menjadi dua kata yang pas untuk orangtua dan sekolah. Program sekolah dan pengetahuan mengenai anak-anak menjadi dua hal yang harus dibagikan terhadap sekolah dan orangtua. Makna belajar sepanjang hayat bukan saja untuk anak dan siswa, melainkan juga orangtua dan sekolah.

Hidup yang dinamis menjadi sebuah materi pelajaran yang tak habis dikupas. Belajar terus-menerus menjadi proses yang selayaknya dilakukan. Bermitra, bersinergi, serta berkolaborasi adalah sebuah dukungan terindah bagi anak-anak kita.

Sinergi menjadi jembatan titian kesetaraan dalam proses pendidikan yang dijalani oleh anak-anak kita. Masyarakat menjadi pihak berikutnya yang kemudian mewarnai kemitraan tersebut. Sehingga proses pendidikan ini menjadi sebuah tanggung jawab bersama.

Pendidikan dalam arti luas melampaui sekat-sekat waktu & tempat. Proses pendidikan bisa terjadi dimana saja. Dan inilah yang harus DISADARI kita bersama: Proses pendidikan tidak berhenti ketika bel sekolah berdering tanda usai. Kemitraan orangtua, sekolah, juga masyarakat menjadi kekuatan berhasilnya proses pendidikan sepanjang hayat anak-anak kita.

Maju pendidikan Indonesia.

Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun