Pelukan dan kecupan didaratkan di kening Lingga. Ratri memberi salam pada Ibunya. Terjadi percakapan sesaat sebelum dia dan Lingga naik ke motornya serta memacu kendaraan berwarna putih tersebut ke rumahnya. Ibunya memberikan satu besek makanan pada Ratri. Ada tradisi Unggahan dan Udunan yang biasa dilakukan oleh Ibu dan Ayahnya. Ada nasi putih dan lauk-pauk, juga Kue Apem dan Pasung di dalam besek itu.
Motor Ratri yang berwarna putih tulang memasuki halaman rumah. Â Arya dua hari ini dinas di luar kota. "Ayo, Lingga cuci kaki dan tangan, lalu kita makan, ya." Ritual bebersih dilakukan sebelum Lingga makan. Saat makan, Lingga asyik menceritakan pengalaman bermain di rumah Eyangnya pada Ratri.
"Ma, aku tadi maem Pasung, enak banget. Hali ini aku bantu Eyang juga. Besok buat Pasung dong, Ma."
Iya, Nak, besok ya kita buat."
Suara ketukan pintu menghentikan obrolan Ratri & si kecil Lingga. "Itu, Kak Petla, Ma.." Lingga menyebut nama kakak tercintanya dengan keterbatasan mengatakan huruf R dengan L.
"Iya, itu, Kak Petra. Sebentar, Mama bukain pintu dulu ya."
Rumah bercat dinding terakota itu dihuni oleh empat orang. Arya bersama istri dan dua anaknya. Lingga si bungsu dan Petra, si sulung yang menginjak jenjang SMA.
Ratri membukakan pintu, Petra menyambut dengan memberi salam kepada ibundanya.
"Halo, Kak. Gimana pengalaman hari ini?"
"Menyenangkan, Ma. Nanti aku mau cerita, Ma. Aku ganti pakaian dulu ya, Ma." Petra membersihkan tubuhnya dan berganti pakaian. Tak lama berselang Petra bergabung bersama mama dan adiknya di meja makan.
Sejenak Petra bersenda gurau dengan sang adik kemudian Ratri pamit sebentar untuk mengantarkan Lingga ke kamar tidurnya untuk tidur siang, ritual si kecil. Setelah mengantarkan Lingga, Ratri duduk di hadapan Petra yang tengah asyik fokus pada sepiring makanan di depannya.