Ganesha mendekati Mentari. Harum parfum bernuansa kayu menguar. Kemeja flannel marun kotak-kotak itu menjadi tersangka sumber harum yang tercium.
“Aku angkat ya, aku bawakan kursi roda. Kita pakai mobilmu untuk pulang ke Semarang.”
“Iya, terima kasih.” Mentari mengiyakan seluruh kalimat Ganesha tanpa koma. Mentari merasa tidak berdaya dan tidak perlu ‘ngeyel’ juga, toh saat ini dia memerlukan pertolongan Ganesha.
Mentari memiliki nama tengah keras kepala. Hal ini sudah diakui banyak kerabat dan koleganya. Keras kepala a.k.a berprinsip. Tawaran Ganesha untuk membantunya diiyakan tanpa banyak protes ini itu.
Ganesha mengangkat tubuh Mentari. Sementara Miko, Lydia, dan ada satu lagi personil panitia camp, mungkin salah satu sukarelawan yang membantu kegiatan hari itu, membawakan kursi roda untuk Mentari. Lydia membantu Ganesha membawakan perlengkapan Mentari yang sudah diambil dari doom 11.
Setelah Mentari masuk ke dalam mobil. Mentari pamit dan mengucapkan permohonan maaf serta terima kasih pada ketiga rekannya itu. Ucapan Lydia lekas sehat menjadi penutup adegan yang cukup mengharukan. Lambaian tangan ketiga personil pantia camp mengiringi kepergian mereka berdua.
Setelah itu, ecosport titanium milik Mentari melaju dikemudikan oleh Ganesha meninggakan kawasan camp.
Ganesha dan Mentari, keduanya sama-sama terdiam beberapa saat menikmati pemandangan yang tersaji di area seputar Bantir. Kesejukan alam Bantir membuai rasa keduanya. Ganesha nampak berhati-hati mengendarai mobil itu. Ganesha melambatkan laju mobil. Ganesha berusaha untuk meminimalisir goncangan mobil.
“Ta…”
“Ya?”